• 28 March 2024

Pemanasan Global dan Kebakaran Hutan

uploads/news/2021/10/pemanasan-global-dan-kebakaran-71848afc4d9b163.jpg

“Dampak terhadap satwa yaitu berupa kematian satwa tersebut. Bisa juga secara tidak langsung melalui terbakarnya habitat satwa tersebut. dengan terbakarnya sumber pakan satwa tersebut maka akan mempengaruhi keberadaan dan kontnuitas satwa tersebut"

Keanekaragaman hayati adalah fitur penting kehidupan di bumi dan sumber daya yang tidak dapat diperbaiki dalam waktu singkat. Pentingnya keanekaragaman hayati adalah karena perannya dalam menjaga stabilitas ekosistem. Semakin besar keanekaragaman spesies dalam suatu ekosistem, semakin lama rantai makanan dan jaringan kehidupan yang lebih kompleks, untuk menghasilkan lingkungan yang lebih stabil dan terkendali secara natural.

Di sisi lain, pengurangan keanekaragaman hayati dalam suatu ekosistem dapat memiliki efek negatif terhadap kuantitas dan kualitas ekosistem serta menimbulkan konsekuensi biologis dan ekonomi yang negatif.

Ketika musim kemarau, kita banyak mendengar berita tentang munculnya pemanasan global yang menimbulkan beberapa titik api di hutan sehingga menyebabkan kebakaran hutan. Hampir setiap tahun wilayah hutan di Indonesia selalu berkurang karena kebakaran hutan.

Baca juga: Pengaruh Kebakaran Hutan Terhadap Ekosistem

Hutan merupakan tempat tinggal bagi berbagai macam jenis flora dan fauna. Selain menjadi tempat tinggal, hutan juga menjadi tempat mencari makan dan tempat berlangsungnya kehidupan flora dan fauna. Jika hutan terbakar maka lingkungan tempat berkembangbiaknya flora dan fauna akan rusak. Lebih jauh lagi, rusaknya habitat atau tempat hidup akan mempengaruhi kelangsungan hidup flora dan fauna yang tinggal di dalam hutan.

Menurut Ahli Kebakaran Hutan, Profesor Bambang Hero Saharjo, mengatakan Kebakaran hutan akan langsung berdampak pada ekosistem. “Kebakaran hutan tentu saja sangat berdampak negatif terhadap tanah, tumbuhan, satwa, dan kaitannya dengan penurunan emisi gas rumah kaca. (GRK) Terbakarnya gambut selain memproduksi emisi GRK yang relatif tinggi juga panasnya api kebakaran akan memakan gambut hingga ke kedalaman tertentu, yang berujung terdampak pada sifat kimia, fisik dan biologi,” Tuturnya.

Baca juga: Seberapa Seirng Kebakaran Hutan Terjadi?

Kebakaran juga akan mengurangi umur pakai dari lahan tersebut, misalnya, mungkin lahan tersebut bisa digunakan hingga 50 tahun namun akibat kebakaran akan menyebabkan lahan tersebut akan bisa digunakan hanya 20 tahun saja. Kebakaran tentu mengganggu ekosistem dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kehidupan tanah/lahan.

Prof Bambang menjelaskan, apa yang terjadi jika flaura dan fauna benar-benar mengalami dampak langsung dari kebakaran hutan. “Pada tumbuhan yaitu langsung mati atau mengalami luka yang pada akhirnya mati juga, atau kalaupun masih bisa hidup kembali, kualitas kayunya akan sangat menurun. Sementara kebakaran yang berulang kali terjadi hanya akan membuat tumbuhan itu menderita karena pada akhirnya akan meninggalkan beberapa species saja yang tersisa. Selain itu tumbuhan yang mati akibat kebakaran, juga akan melepaskan emisi GRK akibat terbakarnya pohonnya yang merupakana bahan bakar , juga akan mengurangi kemampuannya untuk menurunkan emisi CO2, sehingga yang terjadi bukan penurunan emisi GRK tertapi juga peningkatan emisi GRK,” Jelas Guru besar Institut Pertanian Bogor itu.

Baca juga: Pengaruh Kebakaran Hutan Terhadap Tanah

Selain itu, ia mengatakan bahwa untuk satwa pada dasarnya ancaman terbesar spesies endemik suatu daerah itu bukanlah perburuan, melainkan habitatnya. Hal inilah yang menjadikan indikasi kebakaran akan menambah ancaman bagi satwa untuk bertahan, jika habitat mereka juga dilahap oleh api dan terbakar. “Dampak terhadap satwa yaitu berupa kematian satwa tersebut. Bisa juga secara tidak langsung melalui terbakarnya habitat satwa tersebut. dengan terbakarnya sumber pakan satwa tersebut maka akan mempengaruhi keberadaan dan kontnuitas satwa tersebut,” Tutupnya.

Related News