• 22 November 2024

Hutan Sagu Jadi Lahan Agrowisata

uploads/news/2021/10/hutan-sagu-jadi-lahan-63414fbf32f7990.jpg

"Di sini sagunya oke, dan pertanian tidak bisa sendiri sendiri, harus ramai ramai. Agrowisata, satu kali turun semua kena”

Sagu merupakan salah satu makanan pokok bagi masyarakat di Indonesia bagian timur, terutama di Papua dan Maluku. Bahan makanan ini diperoleh dari pengolahan batang pohon jenis palem tropis atau Metroxylon sagu.

Selain sebagai makanan utama, sagu juga bisa dijadikan bahan untuk membuat aneka makanan lezat. Tepung sagu misalnya, bisa diolah menjadi kue bola-bola, pasta, atau kue panekuk. Selain itu, sagu juga bisa diolah bersama bahan lainnya untuk membentuk kue puding.

Baca juga: Rumbia, Tanaman Penghasil Tepung Sagu

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Papua Barat merupakan wilayah penghasil sagu terbesar nusantara. Untuk itu, mentan mendorong lahan hutan sagu menjadi kawasan agrowisata di Sorong, Papua Barat untuk mewujudkan pertanian yang maju menuju kedaulatan pangan di Papua Barat. Ia juga berharap pertanian yang diusahakan secara bersama dapat dipoles dengan sentuhan teknologi melalui pelatihan-pelatihan.

"Di sini sagunya oke, dan pertanian ngga bisa sendiri sendiri, harus ramai ramai. Agrowisata, satu kali turun semua kena, jadi jangan cuma sagu, harus ada bimtek, Istri istri harus bimtek, anak muda harus kursus, kursus harus ada hasilnya, seperti sagu harus jadi mie, kemudian ada perlakuan teknologi, biar tampilan (pati) menjadi putih bersih," ungkap Mentan Syahrul.

Baca juga: Kluwak, Rempah Indonesia Mengandung Sianida

Tercatat sesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia telah mengekspor sagu tahun 2020 sebesar 13 ribu ton atau senilai 40 milyar rupiah. Kemudian selama kurun waktu tahun 2020 hingga semester 1 tahun 2021, volume ekspor sagu meningkat 5,1 persen.

Luasan areal sagu nasional saat ini mencapai 196.831 hektar dengan 99,65% areal berupa perkebunan rakyat. Papua dan Papua Barat merupakan sentra terbesar sagu nasional yang berkontribusi sebesar 29,2% dari areal sagu nasional.

"Syarat pertanian yang bagus itu yang pertama lahannya oke, kemudiaan yang kedua airnya bagus, yang ketiga rakyat nya mau bersama pemerintah, jangan rakyat saja pemerintah nya ngga, atau pemerintahnya saja rakyatnya ngga, kemudian seterusnya membutuhkan pelatihan, lalu butuh modal pak Jokowi sudah memberikan KUR," tutupnya.

Baca juga: Manfaatkan Hutan Sebagai Ketahanan Pangan

Related News