Kementan Genjot Peran Penyuluh
“Intinya, Konstratani adalah meningkatkan produktivitas padi, jagung, kedelai, dan sebagainya.”
PALU - Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (PPSDMP), Prof. Dedi Nursyamsi mengatakan, gerakan Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Konstratani) merupakan program Kementerian Pertanian untuk lebih mengoptimalkan peran dari Balai Penyuluh Pertanian yang ada di daerah-daerah.
“Karena program ini baru dan pada tahap awal ini, Kementerian Pertanian melakukan tahapan sosialisasi di tingkat provinsi di Sulawesi Tengah, ujarnya di Palu, seperti melansir ANTARA, Jumat (22/11) kemarin.
Dirinya mengatakan, kegiatan ini mendapat respon positif dari pemerintahan daerah, khususnya Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tengah dan kabupaten/kota. Program Konstratani, ujarnya, salah satunya menggerakkan para penyuluh pertanian yang ada di tingkat kecamatan untuk lebih proaktif dalam mendampingi petani, agar mereka terus memiliki semangat dalam melaksanakan kegiatan mengolah lahan secara optimal dan maksimal meningkatkan produksi, produktivitas, dan kesejahteraan petani.
“Intinya, Konstratani adalah meningkatkan produktivitas padi, jagung, kedelai, dan sebagainya,” kata Dedi.
Semuanya, lanjutnya, tentu harus pula didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. Termasuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) mulai dari penyuluh sampai kepada petani. Untuk itu, Kementan melalui dinas-dinas di tingkat provinsi dan kabupaten/kota akan melaksanakan bimbingan teknis bagi penyuluh dan petani. Dengan begitu, Dedi berharap produktivitas padi naik dari misalnya lima ton per hektare menjadi 14 ton per hektare sesuai yang diharapkan pemerintah pusat.
Begitu pula dengan komoditas lain seperti jagung dari lima ton per hektare bisa naik menjadi 20 ton per hektare. Selain itu, Konstratani juga diharapkan tidak hanya mampu meningkatkan kesediaan pangan bagi rakyat Indonesia, juga peningkatan kesejahteraan petani dari Sabang hingga Merauke dan mengekspor pangan, khususnya beras.
“Itu bisa terjadi jika produktivitas pertanian meningkat,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah, Trie Iriyani Lamakampali, menyatakan siap melaksanakan gerakan Konstratani. Ia menyatakan, tahap awal ada tujuh kabupaten dan 25 kecamatan yang sudah sepakat melaksanakan program Konstratani.
Apalagi, sejak gempa bumi pada 28 September 2018, ada 70.000 hektare sawah tidak bisa diolah, tidak hanya karena musim kemarau, tapi juga masalah irigasi yang rusak dan belum diperbaiki. Meski demikian, Provinsi Sulawesi Tengah, katanya, tiap tahunnya bisa surplus beras hingga 300.000 ton.