• 23 November 2024

Tren Konsumsi Nila Merah Bangkok

Perawatan ikan nila merah bangkok tidak terlalu menyusahkan. Hal yang terpenting adalah rutin melakukan pengecekan air pada kolam.

Pelbagai jenis ikan air tawar terbilang tidak pernah sepi pembeli. Sebut saja yang saat ini tengah digemari masyarakat, ikan nila merah bangkok. Ikan konsumsi dari jenis ini disukai lantaran rasa dagingnya lezat dan harganya pun terjangkau. Selain dikonsumsi, nila merah bangkok juga dipelihara sebagai ikan hias.

Kondisi itulah yang membuat Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) MinaB Agribisnis mengembangkan usahanya untuk membudidayakan ikan air tawar tersebut. Budidaya ikan nila merah bangkok yang dilakukannya mulai dari pembesaran, indukan hingga ikan siap jual.

Ketua Pokdakan MinaB Agribisnis, Widia Muhtar mengatakan, usaha budidaya ikan air tawar seperti lele sebetulnya sudah sejak 2010. Namun untuk nila merah bangkok baru dicoba kurang lebih dua tahun lalu, setelah melihat permintaan pasar terlebih pembudidaya jenis ikan ini masih jarang di Kota Bogor.

Pokdakan MinaB Agribisnis sendiri membudidayakan ikan nila merah bangkok dengan sistem bioflok serta akuaponik. Khusus sistem akuponik, kata Widia, ada dua keuntungan sekaligus, yakni panen ikan, juga cabai.

"Kita mulai tebar ikan ukuran 9 sampai 10 sentimeter. Ini full pelet dan 4 sampai 5 bulan sudah panen. Di sini (sekali panen) masih sedikit antara 1 sampai 2 kwintal karena fokusnya di bibit," tutur Widia saat menjelaskan di lokasi budidaya di Kelurahan Cikaret, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, Selasa (12/10).

Menurutnya, perawatan ikan nila merah bangkok tidak terlalu menyusahkan. Hal yang terpenting adalah rutin melakukan pengecekan air pada kolam. Ada baiknya air yang digunakan bersumber dari air tanah atau sumur.

"Soalnya budidaya ikan itu kita sebenarnya bukan budidaya ikan, airnya, untuk lingkungan hidup ikan. Jadi di kolam terpal seperti ini kita harus mengecek kekentalan air. Kalau sudah kental bisa dikurangi 30 sampai 40 persen, lalu diisi kembali air baru," jelasnya.

Sementara pemberian pakan pelet, ia lakukan dua kali dalam sehari. Untuk pagi pada pukul 09.00, sedangkan sore bisa diberikan pada pukul 16.00 sampai 17.00 WIB. Perawatan dalam budidaya nila merah bangkok ini juga, imbuhnya, tidak ada proses penyortiran seperti pada ikan lele.

"Ikan nila tidak perlu disortir. Kalau lele itu satu bulan sekali wajib disortir. Kalau ikan nila pokoknya sampai panen saja. Yang penting itu tadi pengecekan air," tandasnya.

Saat ini, Pokdakan MinaB Agribisnis membudidayakan ikan nila merah bangkok di empat kolam terpal berukuran 2,5 x 4,5 meter. Setiap kolam untuk pembesaran ini diisi 400 sampai 500 ekor ikan. Sementara khusus calon indukan terdapat 800 ekor ikan yang ditebar dalam satu kolam besar.

Widia mengungkapkan dari penjualan nila merah bangkok setiap kilogram harga di tingkat petani secara hitungan kasar ada keuntungan Rp7.000. Sejauh ini hasil budidaya nila merah bangkok, ia pasarkan ke sejumlah wilayah di Bogor.

"Alhamdulillah, sekarang ini mulai meningkat lagi permintaannya seiring pelonggaran (PPKM). Rumah makan, warteg-warteg sudah pada buka lagi. Dan di Kota Bogor ini bisa dibilang masih kekurangan untuk ikan konsumsi ini," pungkasnya.

Related News