Era Modern, Petani Kembali Sekolah
"Sekolah Lapangan ini diselenggarakan BP2SDM dalam rangka meningkatkan petani dan penyuluh milenial mendukung pertanian yang maju, mandiri dan modern di Indonesia”
Untuk meningkatkan pengetahuan tentang inovasi teknologi pertanian, Balai Pengembangan Penyuluhan Sumber Daya Manusia (BP2SDM) Kementerian Pertanian melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor mengadakan Sekolah Lapangan bagi petani di wilayahnya.
"Sekolah Lapangan ini diselenggarakan BP2SDM dalam rangka meningkatkan petani dan penyuluh milenial mendukung pertanian yang maju, mandiri dan modern di Indonesia. Jadi kegiatan yang diinisiasi oleh pusat ini dalam rangka membumikan teknologi yang sudah ada di balai-balai pertanian untuk bisa dilaksanakan, dirasakan dan hasilnya sangat meningkat," kata Kepala Bidang Tamanan Pangan, Holtikultura dan Penyuluhan Pertanian pada DKPP Kota Bogor, Dian Herdiawan, belum lama ini.
Baca juga: Kader PKK Ramai-ramai Panen Raya
Lebih lanjut Dian menjelaskan, Sekolah Lapangan adalah salah satu proses pembelajaran non formal bagi petani untuk meningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam mengenali potensi, menyusun rencana usaha, mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan, mengambil keputusan serta menerapkan inovasi teknologi yang sesuai dengan sumber daya setempat secara sinergis dan berwawasan lingkungan sehingga usaha tani lebih efisien, berproduktivitas tinggi dan berkelanjutan.
Menurutnya, Sekolah Lapangan dapat dipandang sebagai salah satu metode dalam proses belajar mengajar yang cukup efektif, karena sangat cocok sebagai metode pembelajaran bagi orang dewasa (Andragogi) karena sifatnya tidak formal.
Ia juga menambahkan, Sekolah Lapangan ini dirancang untuk menjawab agar penerapan inovasi teknologi dapat diwujudkan lebih cepat. Kegiatan ini dilaksanakan di wilayah kerja BPP dengan melibatkan kelompok tani (poktan) yang terdaftar di dalam SIMLUHTAN.
Baca juga: Melihat Untung Bisnis Pohon Pule
Proses belajar pun dilakukan di lapangan dimana tersedia obyek nyata yang dijadikan materi pelajaran. "Kegiatan ini baru akan dilaksanakan dengan peserta ada 10 poktan. Untuk petani-petani yang belajar bareng juga bisa rembug tani dengan proses belajar di kebun dan persawahan sesuai dengan namanya Sekolah Lapangan," ujarnya.
Dian menandaskan, bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah petani lebih yakin bahwa dengan penggunaan inovasi teknologi akan meningkatkan provitas tanaman. Seperti dicontohkan olehnya penggunaan inovasi teknologi di area persawahan Kelompok Wanita Tani (KWT) Dalima, Kelurahan Setu Gede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat.
"Seperti kemarin kami melaksanakan demplot di Setu Gede dengan Alsintan di KWT Dalima untuk provitas mencapai 8 ton per hektare, sedangkan di Jawa Barat sendiri umumnya masih antara 6 ton per hektare. Alhamdulillah dengan adanya kelebihan atau hasil yang maksimal, keuntungan petani itu akan lebih besar bila dibandingkan dengan cara biasa hanya 6 ton per hektare," pungkasnya.
Baca juga: Mangrove, Lestarikan Pesisir Pantai