Menjala Untung dari Daphnia Magma
"Tadinya kita tidak niat untuk dijual, untuk memenuhi kebutuhan pakan ikan hias di sini, tapi ternyata pas iseng posting di media sosial banyak yang mau, apalagi waktu itu cupang sedang naik daun. Sekarang sudah ada 20 kolam dari awalnya satu kolam"
Daphnia magma atau dikenal dengan sebutan kutu air merupakan bagian dari Zooplankton, umum dimanfaatkan oleh pembudidaya dan pencinta ikan hias. Hewan air berukuran kecil ini dimanfaatkan sebagai pakan alami disamping asupan pelet bagi ikan hias terutama pada fase larva atau burayak.
Budidaya Daphnia magma salah satunya dilakukan Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) MinaB Agribisnis yang berlokasi di Kelurahan Cikaret, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Sedikitnya terdapat 20 kolam terpal yang saat ini diperuntukkan untuk budidaya Daphnia magma.
"Kita budidaya itu kurang lebih sudah 3 tahun. Awalnya dari kesulitan pakan cacing saat musim hujan untuk budidaya ikan hias di sini. Lalu dicobalah (Daphnia magma) dapat dari teman tidak sampai 2 sendok ditebar di 1 kolam di sini," kata Ketua Pokdakan MinaB Agribisnis, Widia Muhtar kepada jagadtani.id, belum lama ini.
Baca juga: Tren Konsumsi Nila Merah Bangkok
Menurut Widia, perkembangbiakan Daphnia magma ini cepat dan dapat bertelur hingga 7 kali. Setiap individu betina sudah bisa menghasilkan puluhan telur saat berumur empat hari. Selanjutnya setiap anakannya selang waktu empat hari akan bertelur kembali.
"Tadinya kita tidak niat untuk dijual, untuk memenuhi kebutuhan pakan ikan hias di sini, tapi ternyata pas iseng posting di media sosial banyak yang mau, apalagi waktu itu cupang sedang naik daun. Sekarang sudah ada 20 kolam dari awalnya satu kolam," tuturnya.
Daphnia magma, kata Widia, membutuhkan waktu selama 14 hari untuk dapat panen. Untuk harga Daphnia magma di tingkat petani saat ini dengan takaran satu gelas ukuran 150 mililiter tanpa air dijual Rp50.000. Namun, ia juga menyediakan untuk takaran satu sedok makan yang dijualnya seharga Rp10.000.
Baca juga: Budidaya Kutu Air, Penyelamat Ekonomi
Selain memiliki masa panen singkat, lanjut dia, budidaya Daphnia magma juga cukup mudah tanpa perawatan ekstra. Pemberian pakan dapat dilakukan dua kali dalam sehari. Pagi hari, ia biasanya memberikan air hijau lele dan sorenya serbuk udang atau bisa diganti dengan kotoran hewan ternak ayam maupun burung.
Namun, sambungnya, untuk model budidaya pada kolam outdoor hal yang harus diantisipasi, yakni serangan hama, seperti anak kodok, larva capung sama jentik nyamuk. Anak kodok dan larva capung merupakan hama yang sering memakan hewan berwarna cokelat kemerahan itu.
Serangan hama tersebut dapat diantisipasi dengan mengatur masa panen. "Nah di sini kita atur 10 sampai 14 hari itu dipanen total. Kolam dikuras, kita mulai lagi masukan staternya. Jadi ketika sudah terlihat hamanya banyak kita harus cepat memanen. Kecuali kalau (kolam) ditutup paranet," paparnya.
Baca juga: Ini Bedanya Sidat dengan Belut
Ia mengatakan, berbicara Daphnia magma yang digunakan sebagai pakan alternatif hidup ikan hias punya kelebihan bisa tahan lama hidup sampai satu minggu ketika disimpan di ember misalnya. Bahkan bisa berkembangbiak jika diberikan pakan.
"Daphnia juga bagus untuk pertumbuhan dan warna si ikan, sama (keberadaannya) bisa menjadi parameter kebersihan air. Jadi bisa dilihat kalau Daphnia mati berarti di (kualitas) airnya," kata Widia menambahkan.
Potensi usaha saat ini diakuinya memang mulai menggeliat kembali seiring kebijakan pelonggaran masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Hasil budidaya Daphnia magma Pokdakan MinaB Agribisnis sendiri sebelumnya bisa menjangkau pasar wilayah Jakarta, Depok, Bekasi hingga Tangerang.
"Untuk sekarang paling kita wilayah Bogor saja. Per hari sekarang paling sedikit satu gelas. Depok masih rajin ambil ke sini untuk Cupang. Yang paling banyak itu dari Jakarta minimal 20 gelas untuk kirim lagi ke toko dan perorangan," pungkas pria yang menginjak usia 30 tahun itu.
Baca juga: Menangguk Untung dari Jentik Nyamuk