• 22 November 2024

Memaknai Petani Sawit Lewat Film

uploads/news/2019/11/memaknai-petani-sawit-lewat-458981c8047c04a.jpg

Film tersebut mengangkat, bagaimana kelapa sawit mengubah kehidupan para petani kecil (small holders) di Jambi dan sudut pandang mereka, apabila negara-negara EU melarang impor kelapa sawit.

AMSTERDAM - Wakil Menteri Luar Negeri RI, Mahendra Siregar berharap, film dokumenter berjudul Human in Oil yang diluncurkan rumah produksi asal Belanda, Docsfair, dapat memberikan perspektif humanis tentang produk kelapa sawit sebagai alternatif dari opini menyesatkan yang dibentuk oleh berbagai pihak di Uni Eropa (EU), terutama yang berhubungan dengan kerusakan lingkungan hidup. Film tersebut mengangkat, bagaimana kelapa sawit mengubah kehidupan para petani kecil (small holders) di Jambi dan sudut pandang mereka, apabila negara-negara EU melarang impor kelapa sawit.

Film yang diluncurkan pada Docsfair International Film Festival di Amsterdam, Belanda, Jumat (22/11) kemarin itu juga menunjukkan, bagaimana pengelolaan industri kelapa sawit di Indonesia yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan sesuai standar Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO)/Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO). Dalam sambutannya, Mahendra mengatakan, melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (25/11) kemarin, jika belum adanya pemahaman bersama yang baik merupakan tantangan utama dalam isu kelapa sawit secara global.

“Melalui film ini diharapkan masyarakat di Belanda dan Eropa dapat mempelajari, meresapi, dan menginterpretasikan isu ini dari sudut pandang yang berbeda dengan ideologi, opini, dan emosi yang sudah terbentuk di masyarakatnya mengenai kelapa sawit. Kita tidak bisa mengubah persepsi dalam satu malam, namun film ini merupakan langkah awal untuk membangun global understanding secara mendalam,” kata Mahendra.

Baca juga: Petani Sawit Kuansing Raih RSPO

Film Human in Oil merupakan karya dari sutradara Belgin Inal dan diinisiasi oleh Andhika Rutten, seorang diaspora Indonesia di Belanda. Andhika terinspirasi dari pengalamannya mengikuti kegiatan Reguler Oil Palm Course (ROPC) yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri RI para 2018 lalu. Program tahunan yang diinisiasi sejak 2017 itu bertujuan memberikan persepsi yang benar mengenai industri minyak sawit berkelanjutan Indonesia.

Program yang berlangsung selama sembilan hari tersebut dihadiri oleh para peserta yang terdiri dari peneliti, aktivis lingkungan, dan akademisi yang berasal dari berbagai negara, termasuk negara-negara EU. Selama kunjungan lapangan di Jambi, peserta memiliki kesempatan untuk belajar, berdiskusi, dan tinggal bersama para petani kelapa sawit lokal di sana dan pengalaman ini memungkinkan mereka untuk memahami nilai dan pandangan petani.

Baca juga: Memacu Ekspor Non-Migas Kalsel

Lebih lanjut, film tersebut akan disebarluaskan ke seluruh dunia, termasuk melalui media sosial. Docsfair International Film Festival merupakan pagelaran film-film dokumenter yang inovatif dan modern dan telah terselenggara sejak 2018. Karya-karya film dokumenter memiliki keunikan tersendiri di dunia perfilman dan banyak menarik minat publik Belanda.

 

Related News