Drone Canggih Untuk Pertanian Lahan Kering
“Kita tidak bisa bertahan dengan cara-cara kemarin, harus dengan cara modern, untuk itu saya lakukan uji coba, dan teknologi terbukti mampu memberi efektivitas dan efisiensi yang luar biasa, aktivitas pertanian menjadi lebih terukur”
Inovasi dan penggunaan teknologi memberi peluang petani untuk mengembangkan usaha taninya dengan hasil yang maksimal.
Harapannya, inovasi dan teknologi di bidang pertanian dapat diadopsi dan dikembangkan secara menyeluruh oleh para petani hingga skala industri.
Saat uji coba Inovasi Teknologi Mekanisasi Pertanian Modern Untuk Lahan Kering di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP - Mektan), Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan penggunaan teknologi di sektor pertanian dapat mengoptimalkan kinerja pertanian, termasuk pertanian di lahan kering.
“Tidak hanya tantangan iklim yang semakin ekstrim, mekanisasi juga mampu menjawab tantangan kurangnya Sumber Daya Manusia di Pertanian, dengan mekanisasi aktivitas bertani semakin cepat dan produktivitas petani menjadi lebih terjamin, mekanisasi mampu menekan losses (kehilangan hasil panen) dari yang tadinya 13 persen bisa menjadi 3 persen atau 5 persen,” ungkap Mentan SYL.
Baca juga: Negara-Negara dengan Pertanian Tercanggih Sedunia
Beberapa teknologi mekanisasi pertanian yang diuji coba pada kegiatan tersebut adalah drone tanam tipe larik, alat penanam ubi kayu dan alat tanam kentang serta teknologi lainnya yang mendukung.
Teknologi yang diluncurkan sangat cocok terutama untuk lahan hamparan luas dengan SDM sangat terbatas. Salah satunya adalah Drone Tanam Model Larik. Drone tersebut merupakan hasil rekayasa Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan).
Drone ini dapat bekerja mandiri sesuai pola tanam menggunakan perangkat android dan dipandu GPS. Hebatnya lagi, drone ini mampu mengangkat benih padi dengan kapasitas sebesar 6-10 kilogram, beroperasi pada ketinggian 1-2 meter, kecepatan kerja 4 kilometer per jam, dan mampu menanam benih seluas 1 hektare dalam waktu 1 jam. Drone tanam tipe larik ini berfungsi untuk menebar benih padi dengan jarak antar baris 25 centimeter.
Drone Tanam Model Larik merupakan pengembangan dari drone tebar benih. Pola tanam dibuat menggunakan perangkat android dan dipandu dengan GPS, dan mampu melakukan resume operation, sehingga operasi yang tertunda dapat dilanjutkan kembali dan tidak terjadi overlap.
Baca juga: Mesin Grafting Penunjang Bibit Unggul
Menteri Pertanian Dr. Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa inovasi teknologi idinilai sangat penting, menilik Indonesia memiliki 99,65 juta hektare lahan kering yang potensial untuk pertanian. Kawasan pertanian lahan kering yang terintegrasi sangat berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
“Kita tidak bisa bertahan dengan cara-cara kemarin, harus dengan cara modern, untuk itu saya lakukan uji coba, dan teknologi terbukti mampu memberi efektivitas dan efisiensi yang luar biasa, aktivitas pertanian menjadi lebih terukur," tegas Mentan SYL.
Baca juga: Rahasia Pertanian Israel Maju Pesat
Sementara itu, Jagadtani.id mewawancarai Dr. Eko Wahyono, S.Sos, MSi, Sosiolog Perempuan dan Pertanian. Menurutnya, era digital saat ini penting sekali untuk memperhatikan penggunaan teknologi dalam sektor pertanian.
“Kedepannya dan seperti yang kita tahu, teknologi digital ini sangat membantu. Dia bisa menjadi instrumen untuk mengembangkan pertanian,” pungkas Eko.
Selain itu, peran petani milenial diharapkan mampu membawa perubahan yang optimal pada sektor pertanian khususnya melalui teknologi digital.
“Jadi era digital ini sebenarnya mampu memberikan transformasi yang lebih dalam bidang pertanian. Dan itu harus kita dorong terutama bagi generasi milenial, generasi muda ikut terlibat dalam bidang-bidang pertanian,” tutup Eko.
Baca juga: Canggih, Semprot Pupuk Pakai Drone