Masa Depan Pertanian di Tangan Pemuda
"Jangan sampai solusi kita masih impor, seharusnya solusi kita bagaimana supaya kita mampu menciptakan negara yang berdaulat mandiri secara pangan. Dengan mencukupi kebutuhan pangan dari dalam negeri."
Sahabat Tani, saat ini bidang pertanian di Indonesia masih terus jadi perhatian. Adanya sebutan negara agraris tentu menjadi pertanda bahwa negara tersebut menjadi penopang kebutuhan pangan masyarakat. Namun, hal tersebut belum dirasakan oleh seluruh warga Indonesia. Masyarakat di beberapa wilayah pedesaan masih membutuhkan bantuan untuk menjual produk pertanian miliknya.
Baca juga : Sumpah Pemuda Dan Semangat Petani Milenial
Mengingat kemarin merupakan Hari Sumpah Pemuda, Muhammad Wafiq, Duta Pertanian Kementan ini mewakilli seluruh anak muda penggiat bidang pertanian menjelaskan bahwa negara Indonesia ini merupakan negara agraris dan kemaritiman.
“Memang sejak dulu, kita memiliki histori sebagai negara besar, negara agraris dengan banyak sekali potensi. Kita tinggal memikirkan apakah potensi besar ini mampu kita kelola dengan maksimal,” tutur Pria yang akrab disapa Wafiq kepada Jagadtani melalui pesan singkat.
Pada potensi kali ini, beragamnya produk pertanian yang kita miliki tentunya menjadi peluang besar dalam hal ekspor kebutuhan pangan. Dengan zaman yang semakin berkembang ini, salah satu harapan yang mampu mempertahankan kebutuhan pangan di negara merah putih ialah anak muda. Peranan pemuda sangatlah penting dalam membangun pertanian ke depan agar lebih efektif dan optimal. Sebab, anak muda lah yang harus melanjutkan perjuangan para petani Indonesia.
“Namun, disisi lain ini juga merupakan tantangan kita banyak lahan-lahan yang dialih fungsikan, dimana semakin lama lahan pertanian semakin tergerus dan belum lagi ketersediaan bahan pupuk dan sebagainya yang semakin langka di tingkat petani. Juga ada pengaruh global warming yang terjadi berpengaruh pada cuaca yang menyebabkan di beberapa daerah hasil panennya tidak menentu,” jelasnya.
Baca juga : Antara Sumpah Pemuda Dan Pertanian
Menurutnya, keberadaan petani sangatlah penting untuk kebutuhan pangan di negara ini. Pada intinya, selama kita masih memakan beras, sagu, sayur, buah dan kebutuhan gizi hewani lainnya setiap hari maka petani dibutuhkan. Tetapi mirisnya, kebutuhan pangan yang saat ini kita konsumsi hampir sebagian berasal dari produk luar negeri (impor). Padahal, terdapat jutaan hektar sawah yang belum dimanfaatkan.
“Artinya, masalah ini sangat kompleks, yang pada akhirnya banyak sekali petani kita banyak yang beralih profesi. Mereka merasa jadi petani tidak menguntungkan, dan pemerintah tidak peduli dengan nasib petani. Sehingga kedepan ini berbahaya, jumlah petani yang semakin sedikit sementara kebutuhan pangan meningkat terus menerus karena bertambahnya jumlah penduduk. Jangan sampai solusi kita masih impor, seharusnya solusi kita bagaimana supaya kita mampu menciptakan negara yang berdaulat mandiri secara pangan. Dengan mencukupi kebutuhan pangan dari dalam negeri. Kalau kualitasnya masih kurang, seharusnya kita pikirkan bagaimana supaya kualitas produk kita bisa bagus dan bahkan bisa sama dengan yang ada di luar negeri,” tutupnya.
Baca juga : Anggota DPR Dorong Milenial Bertani