Untung Dobel dari Mina Padi
"Pemeliharaannya sama, tapi lebih efektif sama ikan. Dan walaupun dipinggiran (lahan sawah) disisakan kurang lebih satu meter untuk (kolam) ikan, tidak mengurangi hasilnya (padi) sebab si padi tumbuh lebih besar”
Optimalisasi lahan sawah untuk meningkatkan pendapatan petani dilakukan Kelompok Tani Dewasa (KTD) Lemah Duhur di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat atau tepatnya di Kampung Ciharashas. Salah satunya, petani menerapkan sistem mani padi.
Seperti diketahui, mina padi adalah usaha budidaya ikan di sawah yang dilakukan secara bersamaan dengan tanaman padi dalam satu area yang sama. Bahkan sistem mina padi ini sudah dikembangkan di Indonesia sejak satu abad yang lalu.
Ketua KTD Lemah Duhur, Aneng mengatakan, sistem mina padi telah dikembangkan sejak dulu oleh orangtuanya. Bahkan orangtuanya menyarankan untuk diteruskan diterapkan di lahan sawah organik KTD Lemah Duhur.
"Sebetulnya ini dari dulu, cerita orangtua saya 'kalau pengen tanah (sawah) lebih subur, mina padi harus diteruskan. Insyaallah lebih manfaat, hasil produksinya meningkat, dari padi dapat, ikan juga dapat'," kata Aneng menirukan penuturan orangtuanya.
Baca juga:Sulap Lahan Kosong jadi Tempat Budidaya
Aneng mengatakan, KTD Lemah Duhur saat ini menerapkan sistem mina padi di dua petakan seluas 700 meterpersegi dari total lahan sawah organik seluas 3,5 hektar. Di lahan itu, padi yang dibudidayakan varietas mantap, sedangkan ikannya dari jenis nila dan mas.
"Yang sekarang ini mulai menanam padi itu bulan September, ikannya akhir Agustus. Benih ikan yang ditebar sebanyak satu kilogram, sekarang sudah ada lebih dari 10 kilogram," ujar Aneng kepadaJagad Tani.
Baca juga:Potensi Besar Ekspor Tanaman Hias
Aneng menjelaskan, pemeliharaan budidaya padi pada sistem mina padi sama saja seperti budidaya padi organik umumnya. Namun dengan penggabungan budidaya padi dan ikan ini, ia menilai lebih efektif dalam hal pemeliharaannya.
"Pemeliharaannya sama, tapi lebih efektif sama ikan. Dan walaupun dipinggiran (lahan sawah) disisakan kurang lebih satu meter untuk (kolam) ikan, tidak mengurangi hasilnya (padi) sebab si padi tumbuh lebih besar," paparnya.
Dalam pemeliharaan ikan juga, dikatakan Aneng, tanpa pemberian pakan pelet misalnya. Ikan mendapatkan asupan nutrisi dari pakan alami yang tersedia di sawah seperti cacing atau dari bahan-bahan pupuk organik. Dan dengan pakan alami ini pertumbuhan ikan cepat besar.
Ia juga memaparkan dalam mina padi baiknya area budidaya padi tidak digenangi air agar tanaman padi tidak dimakan oleh ikan. Sementara kolam ikan dibuat mengelilingi area budidaya padi dengan jarak satu meter dan kedalaman 30 sentimeter.
"Jadi awalnya pengolahan tanah dulu dibajak, lalu dibuat kolam dipinggir mengelilingi. Setelah itu ditanam ikan bersamaan dilakukan proses semai. Padi ditanam sesudah sekitar 20 hari kemudian," tambah Aneng.
Baca juga:Melihat Untung Bisnis Pohon Pule
Aneng mengatakan, setelah cukup umur, panen raya akan dilakukan pada Desember nanti. Ia memperkirakan produksi padi di dua petakan sawah tersebut bisa mencapai 3 sampai 4 kuintal beras. Sementara produktivitas ikan akan terus bertambah dari yang ada saat ini hingga panen tiba.
"Kalau untuk ikan bisa lebih, awalnya satu kilogram, sekarang sudah lebih hampir 20 kilogram kalau ditimbang. Ikan yang kejual juga sudah ada sebelum panen. Sudah ketutup modalnya dan sudah ada untungnya," ungkapnya.
Aneng berharap budidaya sistem mani padi dapat terus dikembangkan di wilayahnya oleh para petani generasi saat ini. Dengan sistem ini, ia merasakan ada dua keuntungan yang didapat dari produksi padi dan ikan.
"Mudah-mudahan generasi penerus bisa meneruskan. Saya mencontohkan bukan berarti jadi guru, bukan. Supaya ada penerusnya di sini. Ada manfaatnya, hasil produksinya meningkat, tidak mengandalkan dari padi saja," pungkasnya