• 21 November 2024

Rahasia Penjualan Bebek Laris Manis

“Setiap hari bisa menjual 300 - 600 ekor bebek hibrida per harinya. Kalau omzet, diperkirakan dapat Rp 15 juta sampai Rp 30 juta per bulannya,”

Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di daerah Jabodetabek berimbas bagi para pelaku usaha. Namun, situasi ini ternyata tidak merugikan para peternak bebek, justru menjadi berkah bagi Muhammad Syaugi, salah satu peternak bebek hibrida di daerah Pamulang Timur, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.

Pria yang akrab dipanggil Syaugi ini mengaku mampu menjual 600 ekor bebek per harinya. Nyatanya, pandemi tidak membuatnya kesulitan menjual hasil ternak, justru membuatnya semakin giat meningkatkan hasil penjualan.

Alumnus Universitas Parahyangan ini mengaku, dalam melakukan penjualan bebek, ada tips dan trick yang harus dilakukan agar para peternak mampu meraih untung yang menjanjikan.

“Setiap hari bisa menjual 300 - 600 ekor bebek hibrida per harinya. Kalau omzet, diperkirakan dapat Rp 15 juta sampai Rp 30 juta per bulannya,” ungkap Syaugi kepada Jagad Tani saat ditemui di peternakan Indonesia Urban Poultry.

Baca juga: Perbedaan Daging Bebek VS Entok

Lebih lanjut, pria berusia 46 tahun ini mengatakan, “kita sangat memperhatikan manajemen peternakan dan penjualannya. Mengatur pakan DOD supaya terjadwal, kemudian penjualannya juga terkontinyu. Dan kita hingga hari ini sudah punya pelanggan tetap dengan mengetahui kebutuhan bebek yang mereka butuhkan per harinya,” katanya.

Kata Syaugi, jika menjual ke pengepul, harga bebek akan naik turun bahkan bagi peternak cenderung akan mengalami kerugian. Untuk itu, peternak harus mampu menjual sendiri bebek dari peternakannya.

“Datangi setiap konsumen yang membutuhkan daging bebek, kemudian riset sangat penting dilakukan oleh peternak agar penjualannya laris manis. Dengan demikian, kita tahu mana saja tempat yang membutuhkan daging bebek atau bebek hidup. Sehingga, kita ini sudah tidak bingung lagi kemana hasil ternak ini akan dibeli maupun dijual,” ungkapnya.

Baca juga: Kenali Ciri-Ciri Bebek Sehat dan Sakit

Selain itu, Syaugi mengatakan kualitas bebek perlu diperhatikan agar konsumen mau membeli bebek secara kontinyu bahkan sampai menjadi pelanggan tetap. Bebek yang sehat dan memiliki bobot yang pas, tentu bisa dijual dengan harga yang sesuai dengan kualitasnya.

“Lalu, kita bisa lihat bebek ini menyimpan makanan di temboloknya atau tidak. Kalau bebek yang temboloknya kecil atau tidak ada cadangan makanannya, itu bebek yang bagus. Dibandingkan dengan bebek yang punya leher menggembung, tandanya dia menyimpan makanan di temboloknya,” tegasnya.

Syaugi menjelaskan, karena bebek adalah jenis unggas, tentunya dia memiliki tembolok. Kalau jadwal pakan bebek diatur, maka bebek ini menyimpan makanan di tembolok. Dan bebek yang menyimpan tembolok besar di lehernya, akan mempengaruhi kualitas dari bebek tersebut.

“Maka tipsnya adalah, kalau kita kasih makanannya rutin dengan makanannya selalu tersedia dan bukan terjadwal, unggas ini tidak akan menyimpan makann di tembolok. Tempat makan bebek harus selalu terisi penuh,” tuturnya.

Lebih lanjut bapak dua anak ini mengatakan, “kalau ada tembolok, nantinya peternak akan kesulitan ketika panen. Pembeli itu tidak mau membeli bebek yang masih menyimpan makanan di tembolok. Dan untuk menghilangkan tembolok, bebek itu harus puasa dengan waktu yang lama,” tutupnya.

Baca juga: Tips Kandang Bebek Bebas Bau

Related News