“Belum lagi kalau untuk penganiayaan hewan itu, ada yang dipukul, ada yang disiram air panas atau minyak tanah, ada juga yang tabrak lari. Jadi di tabrak tapi tidak bertanggung jawab. Dan berarti memang kebanyakan karena ulah manusia. Bahkan ada yang sampai patah tulang"
Penganiayaan hewan masih saja terus terjadi. Banyak sekali kasus yang memberitakan kekerasan terhadap hewan entah itu kucing, anjing, kera, orang utan bahkan hiu. Aksi penganiayaan hewan bahkan sampai viral di media sosial dan dikecam banyak warganet. Namun, kekerasan terhadap hewan masih saja terjadi. Mirisnya, Indonesia bahkan disebut sebagai ‘juara dunia’ penghasil konten penyiksaan hewan.
Dengan hati nuraninya, seorang perempuan bernama Dita, tak ingin tinggal diam melihat penyiksaan hewan yang terlantar. Karena kecintaannya terhadap kucing yang begitu besar, ia pun mendirikan Rumah Kucing Parung untuk menyelamatkan kucing-kucing yang terlantar.
“Apapun kucingnya, bagaimanapun kondisinya, saya memang memprioritaskan untuk mereka yang membutuhkan. Mereka yang bermasalah, mereka yang sudah tidak aman. Jadi kucing apapun boleh saja tinggal disini. Tapi memang saya prioritaskan untuk kucing yang bermasalah,” tutur Dita, saat ditemui Jagad Tani di Rumah Kucing Parung yang berlokasi di Jalan Pasir Naga, RT 001 RW 007, Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Baca juga: Cukupi Nutrisi Kucing Kesayanganmu
Kata Dita, tingkat kekerasan hewan di Indonesia memang tinggi, khususnya pada kucing. “Seperti kita tahu, banyak penganiyaan hewan, banyak juga kucing terlantar, dan kucing-kucing seperti itu yang saya prioritaskan untuk saya rawat di Rumah Kucing Parung. Paling tidak, rumah ini aman lah untuk mereka,” pungkasnya.
Dita mengatakan, perjuangan para kucing untuk mencari makan di luar saja sulit, dan banyak sekali kucing-kucing yang mengalami berbagai macam penyakit, kebanyakan mengalami mal nutrisi.
“Belum lagi kalau untuk penganiayaan hewan itu, ada yang dipukul, ada yang disiram air panas atau minyak tanah, ada juga yang tabrak lari. Jadi di tabrak tapi tidak bertanggung jawab. Dan berarti memang kebanyakan ulah manusia kucing-kucing bisa seperti itu. Bahkan ada yang sampai patah tulang,” tegasnya.
Baca juga: Mitos Fakta Kucing Tiga Warna
Nah, jika Sahabat Tani tertarik untuk mengadopsi kucing-kucing tersebut, Dita menjelaskan beberapa hal penting yang harus diperhatikan bila Sahabat Tani ingin mengadopsi kucing.
“Kalau berkenan mengadopsi kucing disini, kucing yang boleh diadopsi adalah kucing lokal yang sudah steril dan kebiri. Dan saya sarankan, adopter tidak boleh punya kucing sebelumnya lebih dari 2 ekor,” tuturnya.
Selain itu, Sahabat Tani juga perlu menyiapkan kandang dan menurut Dita, yang terpenting harus memiliki perlengkapan dasar untuk merawat kucing.
“Yang terakhir, kalau Sahabat Tani mau adopsi kucing di Rumah Kucing Parung saya ini, Sahabat Tani bersedia datang kesini dan mengisi surat perjanjian adopsi diatas materai,” tutupnya.
Baca juga: Perhatikan Kucing di Masa Pandemi