Penyebab Harga Minyak Goreng Mahal
Adanya permintaan bahan baku CPO industri biodesel pada program B 30 yang meningkat, serta penurunan jumlah panen sawit dalam negeri menjadi penyebab kenaikan harga minyak goreng.
TANGERANG - Sahabat Tani, tercatat di awal November terdapat dua produk pangan yang mengalami kenaikan harga, yaitu minyak goreng dan cabai. Dalam hal ini, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menjelaskan, komoditi yang mengalami kenaikan harga hanya minyak dan cabai. Untuk jenisnya dari minyak goreng curah, kemasan sederhana maupun premium, cabai merah keriting dan besar.
Baca juga : Kabar Gembira Ragunan Kembali Dibuka
Pasalnya, minyak goreng mengalami kenaikan harga dikarenakan adanya kenaikan harga pada minyak sawit mentah crude palm oil (CPO). Beberapa pedagang mengeluhkan kondisi ini yang dapat mendatangkan kerugian. Santo, salah satu pedagang warung sembako mengatakan kondisi ini membuat minyak goreng jadi langka.
“Minyak goreng merk biasa aja sekarang satu liternya sekitar Rp.17 ribu, kalau dua liter Rp.30 ribuan, apalagi merk yang premium bisa lebih mahal. Kalau terus seperti ini minyak goreng jadi langka dan harganya akan lebih mahal,” ucap Santo kepada Jagad Tani, saat di temui di warung miliknya yang berlokasi di Kelurahan Paninggilan, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang.
Baca juga : Cuan, Harga Sawit Melonjak Tajam
Salah satu penyebab kenaikan signifikan pada minyak goreng ini karena adanya cuaca buruk yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia berimbas pada kenaikan harga minyak sawit mentah. Kenaikan ini diprediksi terus meningkat berpengaruh pada kenaikan harga CPO Internasional. Adanya permintaan bahan baku CPO industri biodesel pada program B 30 yang meningkat, serta penurunan jumlah panen sawit dalam negeri menjadi penyebab kenaikan harga minyak goreng.
Baca juga : Konsumsi Minyak Zaitun Anjuran Rasulullah
Berbeda dengan jenis komoditi lainnya, Santo mengaku harga sembako lainnya masih normal. Menurutnya, harga kenaikan ini terjadi sudah sejak bulan lalu namun, kenaikan tersebut tidak melonjak besar seperti saat ini. Pada kondisi normal, harga minyak goreng per liter sekitar Rp.12.000 sedangkan dua liter sekitar Rp.24.000. Pria kelahiran darah Jawa ini memilih menjual minyak goreng curah lantaran harganya lebih terjangkau dibanding minyak kemasan.
Kenaikan minyak goreng ini juga pernah terjadi di tahun 2020, saat produksi 17 jenis minyak nabati dan lemak menurun 266 ribu ton dibandingkan tahun 2019 yang menurun sekitar 236 ribu ton. “Karena, di masa pandemi ini kita harus berhemat dan memikirkan cara lain untuk bisa bertahan hidup,” tutupnya.