Perbedaan Mengonsumsi Kambing Sehat dan Sakit
"Sebenarnya tidak ada masalah mau kambing itu sakit atau sehat, cuma perbedaannya hanya di warna dagingnya saja"
Daging kambing adalah salah satu hidangan favorit masyarakat Indonesia khususnya pada umat muslim yang sedang merayakan idul adha. Daging ini memang termasuk golongan daging merah yang memiliki kandungan zat besi, protein, dan kandungan lainnya. Jadi, mengkonsumsi daging kambing itu penting untuk tubuh, asal tidak terlalu berlebihan. Sebab ada bahaya daging kambing yang mengintai.
Namun, tahukah Sahabat Tani? Terkadang banyak peternak kambing yang mengalami kematian mendadak pada kambing-kambingnya, entah itu penyakit ataupun luka yang menyebabkan kematian. Biasanya jika kambing yang sudah mati akan dipotong untuk dikonsumsi dagingnya. Tapi kira-kira ada efeknya tidak ya untuk kesehatan tubuh? Mari kita bahas. Wahyu Susanto, pemilik peternakan kambing yang bernama Wahyu Farm akan menjelaskannya khusus untuk Sahabat Tani.
Baca juga: Fakta Dibalik Konsumsi Daging Kambing
“Sebenarnya tidak ada masalah mau kambing itu sakit atau sehat, cuma perbedaannya hanya di warna dagingnya saja kalau kambing sehat kan ketika dipotong dia warnanya merah merona, nah kalau kambing sakit dia agak pucet tapi nggak terlalu kelihatan karena memang kalau sakit itu efeknya ke organ dalam bukan ke daging,” jelasnya kepada Jagad Tani melalui pesan singkat.
Wahyu menjelaskan kebanyakan kambing yang sakit memang efek yang dirasakan itu di organ dalamnya seperti paru-paru, jantung, empedu, hati, dan lain-lain. “Ketika kita makan daging kambing yang sakit itu rasanya pun sama kok seperti kambing sehat biasanya dan memang pengaruh ke tubuh manusia ya nggak ada karena kalau sakit dia larinya ke jeroan yang memang jeroan itu kan tidak untuk dimakan,” tambah bapak dua anak itu.
Baca juga: Tingkatkan Stamina Dengan Kambing Muda
Meski begitu Sahabat Tani juga tetap harus mencegah terjadinya penyakit yang datang jika terlalu banyak mengkonsumsi daging kambing. Daging kambing juga daging sapi termasuk kelompok daging merah yang banyak mengandung lemak di mana lemak hewani biasanya mengandung lemak jenuh. Nah, lemak jenuh ini banyak mengandung LDL atau lemak jahat yang bisa menumpuk pada dinding pembuluh darah, baik pembuluh darah otak dan pembuluh darah jantung.
Sehingga, konsumsi daging kambing berlebihan bisa menimbulkan efek jangka panjang berupa peningkatan kadar lemak dan kolesterol darah. Meski begitu, bukan berarti konsumsi daging kambing harus dihindari. Sebab, daging kambing juga mengandung protein hewani yang dibutuhkan untuk penggantian sel-sel yang rusak dan sebagai zat pembangun.
Baca juga: Kurban Dengan Kambing atau Domba