Mentan Dorong Ekspor Pangan Lokal
Mentan mengajak untuk fokus peningkatan hasil panen padi menjadi enam ton per hektar dengan mendorong optimalisasi daerah, penggunaan varietas dan mendorong musim panen agar lebih maksimal dalam satu tahun.
BOGOR - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan keberadaan Balitbangtan bersama para guru besar serta risetnya sangatlah penting. Sebab, dengan riset dan penelitian mampu mendorong lahan pertanian menghasilkan produk yang bisa dimanfaatkan secara maksimal.
Mentan menyampaikan hal itu di sela menghadiri Agro Inovasi Fair 2021 yang menampilkan Ekspo Teknologi Balitbangtan "Sinergi Agroindustri Pangan Lokal Tembus Pasar Dunia" di Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian (BPATP) Kota Bogor. Inovasi yang ditampilkan, menurut Syahrul, harus menjadi sesuatu yang bisa dijabarkan dan jangan hanya sebatas pameran. "Saya senang lihat inovasi agronya yang luar biasa, sekarang target kita harus masuk ke ekspor dan mempersiapkan yang lainnya," katanya, Minggu (7/11).
Baca juga: Potensi Besar Ekspor Tanaman Hias
Di hadapan semua, Mentan mengajak untuk fokus peningkatan hasil panen padi menjadi enam ton per hektar dengan mendorong optimalisasi daerah, penggunaan varietas dan mendorong musim panen agar lebih maksimal dalam satu tahun. "Bayangkan kalau kita tambah satu kali panen, katakanlah 7,4 juta hektar dikali 4 ton dikali harga gabah. Kemarin di NTB kita mulai dorong, awalnya hanya satu kali tanam sekarang sudah masuk 3 kali," kata Mentan.
Wali Kota Bogor, Bima Arya yang hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan, bahwa saat ini Kota Bogor mendapatkan momentum. Bima Arya berujar, lahan pertanian di Kota Bogor sendiri tidak banyak, sehingga Pemerintah Kota Bogor mendorong konsep urban farming.
"Di masa pandemi konsep ini justru booming. Desember 2020 di-launching ada 190 kelompok tani dan sekarang sudah lebih dari 300 kelompok tani. Kita buat platformnya, setelah mendaftar kita kirim instruktur, benih dan segala macamnya," katanya.
Baca juga: Melejit Kerang Hijau ke Dubai
Dalam implementasinya, sambung Bima Arya, tidak hanya diikuti para ibu namun juga banyak mahasiswa yang masuk mendaftar. Selain itu motifnya tidak hanya untuk ekonomi dan menambah penghasilan tetapi juga kesehatan. "Apa yang dihadapi menjadi PR (pekerjaan rumah) bersama. Mulai dari sinergi, hilirisasi dan sosialisasinya, kita harus masuk ke cara-cara kekinian. Warga maupun anak muda bisa menemukan tidak hanya di pameran tapi juga bisa menemukan melalui media sosial dan yang lainnya," paparnya.
Sementara itu, Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry menerangkan, Agro Inovasi Fair merupakan kegiatan rutin untuk mengakselerasikan, mendorong dan menghilirisasikan hasil-hasil Balitbangtan yang sudah dilisensi oleh mitra stakeholder. Diharapkan produk-produk yang sudah dilisensikan bisa diekspor ke beberapa negara.
Baca juga: Skincare Porang Laris di Jepang