Rahasia Melebatkan Tanaman Lengkeng
Persoalan sulit berbunga tidak terkait dengan jenis kelamin bunga tanaman.
BATU - Pendapat orang dahulu bahwa tanaman lengkeng yang sulit berbunga karena tanaman tersebut jantan dan harus ditanam sepasang, menurut Peneliti Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Buyung Al Fanshuri, merupakan tidak benar. Menurut Buyung, persoalan sulit berbunga tidak terkait dengan jenis kelamin bunga tanaman
Karena, lanjutnya, walaupun bunga lengkeng termasuk tanaman majemuk. Namun, di dalam setiap bunga tanaman lengkeng pasti ada bunga jantan (Male 1) dan betina (Female), serta ada beberapa varietas yang memiliki bunga hermaprodit (Male 2). Jadi, bagaimana mungkin bisa disimpulkan tanaman lengkeng itu jantan atau betina kalau belum pernah berbunga?
Baca juga: Rahasia Budidaya Jeruk Kepruk Tejakula
“Sulitnya tanaman lengkeng untuk berbunga, karena tanaman ini berasal dari daerah sub-tropika. Di mana faktor suhu rendah yang berperan dalam pembungaan tanaman. Maka, tanaman lengkeng di Indonesia pada awalnya bisa berproduksi baik pada daerah yang mempunyai suhu rendah minimal dua bulan pada saat bulan kemarau, diantaranya Temanggung, Ambarawa dan Batu,” kata Buyung dalam keterangan resmi Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika, Kementerian Pertanian, belum lama ini di Kota Batu, Jawa Timur.
Buyung bercontoh pada petani tradisional di Thailand yang awalnya mengkondisikan lingkungan sekitar tanaman agar suhunya stabil rendah dengan menyemprotkan atau menyiram es di sekitar tanaman. Menurut Buyung, perlakuan konvensional tersebut sudah tidak dilakukan lagi seiring ditemukannya bahan kimia yang mampu menginduksi tanaman sehingga bisa berbunga. Penemuan itulah yang menjadikan Thailand sebagai salah satu negara produsen buah lengkeng terbesar.
“Di Indonesia ada beberapa varietas tanaman lengkeng yang sulit untuk berbunga baik didataran rendah maupun tinggi, diantaranya adalah itoh, kristal, new kristal, dan sebagainya,” jelasnya.
Untuk perlakuan yang bisa dilakukan dalam menginduksi tanaman lengkeng agar berbunga, Buyung membagikan tipsnya kepada sahabat tani. Pertama, perlakuan secara fisika, yaitu dengan cara melukai batang tanaman lengkeng. Misalnya dikerat atau dikelupas kambium di batang utama. Cara ini lebih murah namun kurang terukur aplikasinya.
Kedua, perlakuan secara kimia, yaitu dengan pemberian bahan kimia penginduksi. Cara ini lebih terukur dan tingkat keberhasilan lebih tinggi dibandingkan dengan fisik. Metode pemberian bisa dilakukan dengan tiga cara yaitu: disiram di tanah di bawah kanopi/daerah perakaran, disemprotkan ke daun, diinjeksi ke batang utama atau akar pohon, cara ini dilakukan pada tanaman lengkeng yang besar yang tidak memungkinkan disiram atau disemprot.
“Berdasarkan hasil penelitian perlakuan kimia dengan cara disiram mempunyai tingkat keberhasilan yang lebih tinggi. Bahan kimia yang digunakan yaitu bahan kimia oksidator kuat, salah satunya adalah KclO3. Bahan ini sering digunakan sebagai bahan peledak sehingga kehati-hatian dalam penggunaan sangat diperlukan. Merk produk yang mengandung bahan aktif ini diantaranya adalah Longan Booster, Vita Longan dan Nong feng,” ujar Buyung.
Sedangkan prasyarat untuk dilakukan perlakuan secara kimia adalah sebagai berikut: Pertama, tidak ada hujan setelah perlakuan. Hujan akan mengakibatkan bahan kimia yang diberikan akan tercuci sebelum terserap tanaman sehingga tingkat keberhasilan rendah.
Kedua, tanaman yang siap diperlakukan pertama kali adalah tanaman yang berumur dua hingga tiga tahun dengan tinggi tanaman minimal dua meter dan luas kanopi kurang lebih satu meter per segi. Lalu ketiga, posisi daun pada saat aplikasi adalah daun tua, jika posisi daun muda maka kemungkinan berbunga akan rendah. Keempat, tanaman bisa diperlakukan lagi setelah dua masa vegetatif/flush daun.
Baca juga: Kendalikan Lalat Buah pada Jeruk
Apabila prasyarat tersebut terpenuhi, maka teknis aplikasinya perlakuan secara kimia dengan cara disiram adalah sebagai berikut: Pertama, bersihkan tanah di bawah kanopi dari kerikil, sampah dan gulma. Kedua, lakukan pemangkasan jika kanopi tanaman terlalu rimbun agar sinar matahari masuk dan sirkulasi udara bagus. Jika ada beberapa ranting yang ujungnya daun muda maka dipangkas ujung rantingnya.
Ketiga, larutkan bahan kimia dalam air sesuai dosis rekomendasi produk. Keempat, siramkan larutan tersebut ke bawah kanopi tanaman bagian luar. Kelima, seminggu setelah perlakuan dilakukan pemupukan menggunakan pupuk NPK dengan dosis sesuai umur tanaman. Bila umur tanaman dua hingga tiga tahun berikan 0,2-0,5 kilogram; bila umurnya empat hingga lima tahun, berikan 0,5-1 kilogram; bila lebih dari 5 tahun, berikan 1-1,5 kilogram). keenam, lakukan penyiraman secara rutin.
Menurut Buyung, perlakuan tersebut akan mengakibatkan perubahan hormon di ujung ranting sehingga mengubah dari fase vegetatif ke generatif. Keberhasilan perlakuan akan terlihat 40-60 hari kemudian yang ditandai dengan munculnya primordia bunga.
“Jika setelah 60 hari tidak muncul, maka perlakuan yang dilakukan mengalami kegagalan. Setelah bunga mekar, selanjutnya akan mengalami perubahan morfologi dan fisiologi pada buah sampai siap panen. Buah siap dipanen empat hingga lima bulan setelah bunga mekar tergantung pada varietas. Setelah pemanenan dilakukan pemupukan dengan pupuk organik dan diberi asam amino,” tutup Buyung.