• 3 May 2024

Begini Cara Budidaya Kroto yang Benar

“Selain itu, sekuritasnya harus betul dan di perhatikan. Perawatan harian harus terus dilihat dan di pantau. Pergantian air gulanya harus dilihat. Membersihkan sampah-sampah si semutnya pun harus beres”

Sahabat Tani tahu kroto? bagi yang belum mengetahuinya, kroto adalah larva yang dihasilkan oleh semut rangrang. Budidaya kroto semakin populer karena harga jual kroto terbilang tinggi dan memiliki permintaan yang tidak sedikit.
Sebelum dibudidayakan, kroto dicari oleh manusia dari hasil perburuan di alam bebas. Lambat laun, keberadaan kroto semakin langka. Budidaya kroto dianggap sebagai jalan keluar untuk mendapatkan kroto dalam jumlah banyak.

Jika Sahabat Tani tertarik untuk budidaya kroto, perlu mengetahui cara budidaya kroto yang tepat. Ade Yusdira, salah satu pendiri Krotobond dan pembudidaya kroto, membagikan pengalamannya selama 12 tahun terjun dalam budidaya kroto. Pria yang akrab dipanggil Bond ini telah sukses membudidayakan kroto yang berkualitas.

Untuk perawatannya, Kata Bond suhu terbaik untuk membudidayakan kroto yaitu 25 – 45 derajat celsius, “lalu untuk pakannya pakai ulat hongkong dan pakai cacing. Kemudian pakan tambahannya bisa gunakan tulang belulang, ikan,” ungkapnya kepada Jagad Tani saat ditemui di peternakannya di jalan Raden Kosasih, Cikaret, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat.

Lebih lanjut, Bond menambahkan, “selain itu, sekuritasnya harus betul dan di perhatikan. Perawatan harian harus terus dilihat dan di pantau. Pergantian air gulanya harus dilihat. Membersihkan sampah-sampah si semutnya pun harus beres,” tambahnya.

Baca juga: Perbedaan Semut Rangrang Jantan dan Betina

Bond menjelaskan, tidak semua jenis semut bisa dibudidayakan dan menghasilkan kroto sebagai pakan ikan dan burung. Adapun semut rangrang jenis Oecophylla smaragdina lah yang telah berhasil dibudidayakan. Kemudian, untuk kandang semut rangrang, kata Bond ia menggunakan toples, paralon dan Sahabat Tani bisa gunakan rak kayu sebagai medianya.

“Medianya rak, bisa disesuaikan. Triplek dibagi dua juga bisa, pakai rak, bawahnya pakai ember sebagai sekuritasnya agar semutnya tidak pergi kemana-mana,” kata Bond.

Nantinya, Bond menjelaskan semut-semut ini akan memproduksi kroto bersama koloninya. “Si semut-semut tersebut akan melakukan produksi selama 9 bulan, 3 bulan lainnya merupakan siklus mereka istirahat. Efektivitas produksi dari semut rangrang itu hanya 9 bulan, yang 3 bulannya siklus yaitu munculnya pejantan dan calon ratu. Nah di 3 bulan itu produksinya akan berkurang karena produksinya berubah bukan di jantan melainkan si calon ratu,” jelasnya.

Pria yang saat ini bekerja sebagai dosen itu mengatakan, setelah proses 3 bulan tersebut, semut rangrang akan beregenerasi baru lagi dan produksi lagi seperti biasa.

Bond juga mengungkap, pasar kroto telah meluas di kalangan kicau mania dan mancing mania. “Kalau bikin kajian kicau mania, itu satu orang yang punya lima burung atau 6 burung, itu rata-rata per tiga hari membutuhkan 1 ons kroto. Sekarang kalau 30 dibagi 3 hari, berarti dalam sebulan kebutuhan dia 10 ons. Dan 10 ons itu kan 1 kilo. Sementara kicau mania di jabodetabek itu ada lebih dari 1000 orang malah ratusan ribu orang dikali dengan kebutuhan dia,” tutupnya.

Baca juga: Cara Ternak Kroto dengan Toples Murah

Related News