Bantul Bersiap Menjadi Sentra Ikan
Di pusat layanan kesehatan ikan BBI Pundong sudah tersedia dua orang dokter ikan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan sudah dilatih tentang tata cara penanganan ikan yang sakit atau terserang penyakit
BANTUL - Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melengkapi fasilitas layanan kesehatan ikan pada Balai Budidaya Ikan (BBI) di Desa Srihardono, Kecamatan Pundong, untuk mendeteksi dini berbagai penyakit atau masalah kesehatan ikan.
“Fasilitas kesehatan ikan di BBI Pundong ada laboratorium untuk memeriksa ikan apabila ada yang sakit atau ada gejala-gejala terkena penyakit lainnya,” ujar pelaksana tugas Kepala Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Pemerintah Kabupaten Bantul, Bambang Pin Erwanto, melansir ANTARA, Sabtu (30/11).
Di pusat layanan kesehatan ikan BBI Pundong yang telah diresmikan Bupati Bantul, Suharsono, beberapa waktu lalu sudah tersedia dua orang dokter ikan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan sudah dilatih tentang tata cara penanganan ikan yang sakit atau terserang penyakit.
“Selain kita melayani (pemeriksaan kesehatan ikan) di kantor, juga ‘jemput bola’. Jadi petugas kesehatan ikan kita keliling ke tempat-tempat sentra produksi perikanan, ini (layanan) gratis dan sudah ada dua dokter dari UGM yang kita latih,” katanya.
Bambang juga mengatakan, melalui fasilitas layanan kesehatan ikan itu, ia berharap di Bantul yang juga terdapat ratusan kelompok pembudidaya perikanan tersebar di sentra-sentra Bantul, dapat meminimalkan ikan sakit ataupun antisipasi supaya tidak menjadi wabah.
“Jadi, kita memulai harapannya indikatornya bahwa di Bantu tidak ada wabah penyakit ikan. Kita secara dini mendeteksi kira-kira ada tidak penyakit ikan terutama di perubahan musim, karena kadang-kadang ada wabah penyakit, ini kita antisipasi,” tuturnya.
Dengan demikian, katanya, nantinya dapat mengurangi sedikit mungkin ikan-ikan yang mati di Bantul karena penyakit. Dirinya juga mengatakan, di BBI Pundong yang sudah dilengkapi dengan unit kesehatan ikan tersebut nantinya akan dikembangkan untuk sentra pembibitan ikan, untuk pembesaran ikan, bahkan sebagai arena outbond atau kegiatan anak sekolah untuk pendidikan.
“Misalnya outbond untuk anak-anak sekolah dasar (SD), agar kita bisa memperkenalkan perikanan yang ada di Bantul. Supaya, sejak dini mencintai perikanan, apalagi di BBI Pundong, kita juga menggandeng teman-teman muda yang hobi budidaya ikan hias,” katanya.
Bambang menambahkan, apalagi di Yogyakarta terdapat 70% pecinta ikan dari Bantul. Sehingga, pemda juga memiliki komitmen untuk bisa mengembangkan potensi perikanan yang tidak hanya ikan konsumsi, namun ikan hias yang juga memiliki bisnis menjanjikan.
“Jadi, nanti di BBI Pundong bisa sebagai tempat penjualan ikan konsumsi, penjualan ikan hias, kemudian ada pembibitan, pembesaran, bahkan pemancingan. Jadi semua ada, agar bisa menjadi sentra perikanan budidaya air tawar,” ujarnya.