Jamin Ketersediaan Ikan, KKP Bangun Penyimpanan
Bentuk komitmen Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk menguatkan di sisi hilir perikanan. Demi menjamin ketersediaan stok ikan, KKP membangun penyimpanan ikan atau gudang beku ikan dengan kapasitas 300 ton.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti mengungkapkan, salah satu kegiatan hilirisasi yang sangat penting sehingga membutuhkan dukungan tempat penyimpanan ikan. Hasil tangkapan nelayan dapat disimpan di gudang beku ikan.
"Terkait hal tersebut, pada hari ini kami mengadakan peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan gedung beku ikan berkapasitas 300 ton di TPI Karangsong Indramayu," ujar Artati dalam kegiatan tersebut, Senin (24/1/2022).
Artati mengatakan, program penangkapan ikan terukur yang tengah dijalankan KKP dipastikan dapat berjalan dengan baik agar dapat menjamin ketersediaan dan keterjangkauan ikan bagi masyarakat. Demikian juga dengan program perikanan budidaya, yang diproyeksikan untuk memberikan potensi ekonomi yang besar dan menyerap tenaga kerja.
"Itulah kenapa kita perlu garap dengan serius bersama-sama," jelas Artati.
Pembangunan gudang beku ikan di Indramayu ini juga bertujuan untuk mengatasi kekurangan sarana penyimpanan di TPI Karangsong yang hanya dapat menampung 140 ton ikan beku. Padahal nelayan setiap hari dapat menghasilkan 20-30 ton ikan. dan diperkirakan kebutuhan gudang beku di daerah Indramayu mencapai 1.000 ton, tentunya diharapkan dengan dukungan seluruh instansi dapat memenuhi kebutuhan.
"Gudang beku diharapkan juga menciptakan multiplier effect berupa penyerapan tenaga kerja dan peningkatan skala usaha nelayan, hingga pengolah dan pemasar hasil perikanan," kata Artati.
Dengan adanya gudang beku ikan, diharapkan dapat meningkat suplai kebutuhan masyarakat. Hal ini sesuai dengan 3 program prioritas sebagai terobosan yang ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono. Program tersebut, yakni :
Pertama, penerapan kebijakan penangkapan terukur berbasis kuota di setiap Wilayah Pengelolaan Perikanan untuk keberlanjutan ekologi.
Kedua, pengembangan perikanan budidaya berorientasi pada ekspor, dengan komoditas unggulan di pasar global, yaitu udang, lobster, kepiting dan rumput laut.
Ketiga, pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal.