KKP Tingkatkan Potensi Kampung Gabus Haruan
Sektor perikanan dan kelautan diberbagai daerah memang sedang dikembang Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Untuk yang terbaru, KKP bersama pemda setempat saling mendukung dalam meningkatkan hasil panen dari Ikan Gabus Haruan di Tanah Bumbu - Kalsel.
Ikan Gabus Haruan sebagai komoditas unggulan, tentu untuk meningkatkan produksi atau hasil panen harus mendapatkan dukungan dari berbagai lini. Hal ini sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2020 tentang Kerja Sama Daerah, bentuk dukungan Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah merupakan dokumen Sinergi Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan.
Dengan tujuan meningkatkan komoditas, KKP melalui Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan (BRSDM) melaksanakan koordinasi sinergi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan SDM kelautan dan perikanan bersama Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan, Selasa (25/1/2022), di Kantor BRSDM, Jakarta Pusat.
Langkah awal yang akan segera dilakukan dengan merancang masterplan kampung ikan gabus di Tanah Bumbu. KKP juga tengah berupaya mengembangkan sumber daya kelautan dan perikanan serta peningkatan SDM, yang terdiri dari Kelompok Usaha Bersama, Kelompok Pembudidaya Ikan, dan Kelompok Pengolah dan Pemasar melalui penyelenggaraan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kelautan dan perikanan; peningkatan kapasitas SDM dan penyuluhan masyarakat kelautan dan perikanan; serta pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan di Kabupaten Tanah Bumbu.
Menurut Plt. Kepala BRSDM Kusdiantoro, sinergi ini merupakan kelanjutan dari kerja sama yang telah dilaksanakan pada tahun 2019 dan diharapkan dapat menjadi salah satu upaya KKP dalam pengembangan potensi perikanan Kabupaten Tanah Bumbu sehingga dapat meningkatkan lapangan kerja, perekonomian, dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan.
Kusdiantoro menyampaikan pihaknya akan menyelenggarakan pendidikan formal bagi masyarakat secara vokasi, melalui pendekatan teaching factory, dengan porsi praktik 70% dan teori 30%. Sebanyak 55% kuota peserta didik diisi oleh anak-anak pelaku utama kelautan dan perikanan, seperti nelayan, pembudidaya ikan, pengolah dan pemasar ikan, serta petambak garam, dengan biaya pendidikan dan perlengkapan gratis, ditanggung negara.
Sementara 45% peserta didik merupakan masyarakat umum dengan biaya pendidikan yang sangat terjangkau, karena disubsidi negara. Selain pendidikan, pengembangan SDM bagi masyarakat juga dilakukan BRSDM melalui pelatihan dan penyuluhan. Salah satu contohnya adalah pelatihan budidaya ikan nila dengan teknologi bioflok pada 2021