Ternak Kambing Lunasi Hutang Ratusan Juta
Wahyu Sutantuo (34), peternak sekaligus pemilik peternakan kambing Wahyu Farm Pamulang - Tangerang Selatan berhasil lunasi hutang bank senilai ratusan juta berkat ternak kambing. Wahyu sukses hingga raup ratusan juta rupiah dari hasil ternak kambing, hasil ternaknya dapat dipesan untuk acara maulid, akikah, kurban dan keperluan lain.
Kisah suksesnya tentu tidak datang begitu saja. Wahyu menjelaskan menjalani usaha harus bedasarkan kesenangan, ketika kita melakukan usaha yang disenangi pasti akan maju.
“Kita untuk melakukan sesuatu, usaha, atau apapun itu. Kita harus seneng dulu sesuai dengan hati kita ngejalaninnya seneng, ngelakuinnya seneng. Pokoknya itu bakal maju yang penting kita senengin,” ucap Wahyu
Awalnya, Wahyu menjalankan usaha konter handphone selama 12 tahun dan bergelut dengan hutang hingga akhirnya ia terpikir untuk berhenti usaha tersebut lalu membeli sepasang kambing dengan anaknya menggunakan sisa uang dari bisnis konter handphone itu sebesar Rp 3 juta. Lalu Wahyu menjual toko konter handphone itu senilai Rp 50 juta dan meminta keringanan pada bank selama 6 bulan untuk melunasi hutangnya.
Dalam 6 bulan Wahyu mengumpulkan 60 ekor kambing untuk di jual. Wahyu nekat membuka usahanya sebulan menjelang Hari Raya Idul Adha karena takut tidak laku. Tanpa disangka saat membuka usaha ternak dan menjual kambing, ia berhasil menjual 50 ekor kambing dalam waktu satu minggu. Lalu dalam waktu satu tahun pertama ia berhasil menjual 106 ekor kambing dan Wahyu akhirnya bisa melunasi hutang bank sebesar Rp 160 juta bahkan sampai merenovasi rumah orang tuanya.
Wahyu menjual jenis kambing yang berbeda dari peternak kambing lainnya seperti jenis Boer yang jarang ditemui, ia fokus terhadap kambing jenis ini serta beberapa jenis kambing lainnya seperti Senduro, PE Kaligesing, Saanen, Alpen dan masih banyak lagi.
Menurut Wahyu ia fokus terhadap jenis kambing Boer karena kelebihannya yaitu dagingnya yang tebal dan jarang ditemui di Indonesia.
“Karena Boer ini masih jarang di Indonesia. Hanya beberapa saja, udah banyak sih tapi untuk yang punya full goat itu hanya beberapa aja. Kalau yang full goat itu kan asli impor dari luar itu seharusnya ada sertifikatnya, itu yang selalu diributkan. Kalau bagi saya sih gaperlu sertifikat yang penting anak-anakannya bagus, bisa dijual nggak ada masalah,” tutupnya.