• 24 November 2024

Mimpi KoHiBoRa Wujudkan Kota Hidroponik

uploads/news/2019/12/mimpi-kohibora-wujudkan-kota-9845864bf63fead.jpg

Demi mewujudkan itu, salah satu upayanya, KoHiBoRa memberikan pelatihan kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) di enam kecamatan yang ada di Kota Bogor. 

BOGOR - Komunitas Hidroponik Bogor Raya (KoHiBoRa) memiliki cita-cita untuk menjadikan Kota Bogor sebagai “Kota Hidroponik”. Demi mewujudkan itu, salah satu upayanya, KoHiBoRa memberikan pelatihan kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) di enam kecamatan yang ada di Kota Bogor. 

Ketua KoHiBoRa, Hanny Nabila mengatakan, keinginan KoHiBoRa mewujudkan Kota Bogor menjadi Kota Hidroponik karena ingin berkontribusi kepada kota kelahiran dari sebagian besar anggotanya. Intinya, KoHiBoRa ingin mewujudkan kemandirian pangan keluarga melalui budidaya menanam hidroponik.

"Kami ini kebanyakan besar dan lahir di Kota Bogor. Beranak-pinak, menghirup udara dan menikmati air di kota ini, masa tidak berterimakasih kepada Kota Bogor. Oleh karena itu, kami bekerjasama dengan Dinas Pertanian untuk memberikan pelatihan kepada 30 KWT. Kami tujuannya adalah Kota Bogor menjadi Kota Hidroponik," katanya.

Baca juga: Parung Farm, Pelopor Hidroponik Pertama

Pelatihan ini diadakan bertepatan dengan peringatan HUT KoHiBoRa ke-2 di Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbantang), Kelurahan Pasirkuda, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, Sabtu (30/11). Selain pelatihan, juga dilaksanakan seminar dengan materi rakit apung dan digital marketing yang disampaikan oleh para ahli dan praktisi di bidangnya. 

Menurut Hanny, budidaya menanam sayur-sayuran dan hortikultura lainnya melalui hidroponik bagi pemula bisa dilakukan dengan cara sederhana dengan memanfaatkan barang-barang bekas. Peralatan yang memenuhi standar untuk media tanam hidroponik, lanjutnya, dapat dikembangkan setelah terlihat hasil panen dan memiliki pemasaran yang bagus. 

"Ada istilah katanya hidroponik mahal, tidak begitu. Sebetulnya, media tanam hidroponik bisa menggunakan barang-barang bekas, seperti jeriken atau ember yang dilubangi, botol kemasan yang disambung-sambungkan. Nah, nanti kalau sudah pintar dan "pede" barulah membeli peralatan standar dengan sudah mempunyai pelanggan," paparnya.

Baca juga: Koramil Tanah Sareal Sulap Lahan

Lanjut Hanny, KoHiBoRa yang dibentuk sejak 18 November 2017 ini merupakan wadah dan prasarana untuk berkumpul dan berdiskusi mengenai hidroponik, serta pengaplikasiannya baik untuk dikonsumsi sendiri maupun dipasarkan. KoHiBoRa juga sangat terbuka untuk berbagi ilmu bagi para pegiat hidroponik di luar anggota. 

"Sebenarnya kami ini lebih banyak ke sosialnya. Iya, seperti (KWT) menemui kendala tananamnya selalu terserang hama. Nah itu dari KWT mana, nanti kita bisa datang ke sana," ungkap Hanny.

Baca juga: Pemuda Hijrah! Sukses bertani Hidroponik

Setelah dua tahun berjalan, KoHiBoRa saat ini telah memiliki anggota hampir 160 orang yang tersebar di wilayah Bogor, Batam, dan Bandung. Setiap anggotanya juga mempunyai green house dan pelanggan masing-masing dengan sistem pemasaran digital marketing melalui aplikasi “Warung Sadulur”. 

"Dulu kita mengisi supermarket dan mal, tapi pembayarannya tiga minggu, kemudian harus mengganti-ganti pohon. Dengan adanya digital marketing ini kita bisa menjual dari kebun. Kapan mau diangkat, kita angkat. Pembeli tinggal mengakses aplikasi Warung Sadulur," tandasnya.

Related News