• 22 November 2024

Tanda Cinta, Petani Cokelat Belum Disayangi

uploads/news/2022/02/tanda-cinta-petani-cokelat-892828bcdcf0591.jpg

Cokelat yang menjadi bentuk ungkapan rasa kasih sayang ketika hari Valentine, ternyata masih belum menjadi tanda sayang bagi para petani buah Kakao. Padahal bahan dasar Cokelat merupakan Kakao yang menjadi salah satu komoditas ekspor Indonesia. Nilai jual yang masih rendah sebagai penyebabnya petani buah Kakao belum merasakan indahnya Hari Kasih Sayang.

Dengan harga yang harus terpotong sebesar 15%, hasil komiditas Kakao dianggap masih belum memenuhi kualitas dibandingkan Negara lain penghasil Kakao. Tujuan petani buah Kakao Indonesia mengekspor ke Negara Vietnam, Malaysia, Amerika Serikat, India, Belanda dan Australia.

Sayangnya, Kokoa sebagai salah satu komoditas andalan Indonesia masih belum mendapat perhatian besar dari pemerintah. Padahal tanaman Kakao di Indonesia telah berusia sehingga produktivitasnya menurun. Diperkirakan hasil panen kakao saat ini hanya 217 kg/hektar/tahun, seharusnya dapat mencapai 2000 kg/hektar/tahun.

Selain itu, perluasan perkebunan kakao masih belum terjadi. Bahkan sebagian petani kakao memilih banting stir dengan menanam kelapa sawit, jagung dan lain sebagainya. Hal ini tentu dampak dari hukum ekonomi.

Walau sebenarnya Pressiden Jokowi pernah mencanangkan untuk peremajaan dan rehabilitasi tanaman kakao pada tahun 2014 lalu. Ternyata program tersebut tidak berjalan lancer karena terbentur anggaran yang tidak konsisten.

Di Indonesia sendiri, hasil Kakao yang telah fermentasi memiliki nilai ekonomis cukup tinggi. Sebuah langkah yang cukup panjang bagi petani untuk dapat meningkatkan harga jual sebelum ditawarkan atau di ekspor.

Biji Kakao akan melalui proses sortir atau pemilihan demi menjaga mutu sebelum difermentasi selama lima hari. Fermentasi ini bertujuan untuk mengeluarkan cita rasa dengan sempurna sesuai jenis maupun lokasi penanaman. Bicara tentang rasa cokelat yang disesuaikan lokasi atau daerah penanaman memang memiliki perbedaan.

Saat ini perkebunan Kakao di Sulawesi merupakan yang terbanyak. Sedangkan perkebunan Kakao lainnya tersebar di Sumatera (Aceh, Lampung dan Sumut), Bali, Jawa hingga Flores. Jadi dapat dikatakan, rasa cokelat di Indonesia cukup beragam sesuai hasil dari setiap daerah. Tidak berbeda dengan rasa dari Kopi.

Sayangnya cokelat dari Indonesia dengan beragam cita rasa masih belum banyak membantu para petani Kakao. Terlebih sesuai lansiran data dari smesco.go.id, rata-rata masyarakat Indonesia hanya mengkonsumsi coklat sebanyak 15% setiap tahunnya. Cukup berbeda jauh dari komoditas lainnya.

Jadi, apakah hari ini Sahabat Tani sudah makan cokelat atau memberikan cokeat sebagai tanda cinta bagi orang yang disayangi?

Related News