Canggih, Ponsel Penyiraman Sayuran
BOGOR - Kemajuan teknologi saat ini kian berkembang pesat yang memiliki peranan penting termasuk dalam pengoptimalan bidang pertanian. Penerapan teknologi pertanian setidaknya dinilai dapat memudahkan tugas petani.
Seperti Kelompok Wanita Tani (KWT) ASRI Griya Wana Karya Permai (GWKP) yang memanfaatkan teknologi untuk penyiraman lahan pertanian. Kini, penyiraman tanaman sayuran tak lagi dilakukan secara manual melainkan tinggal klik di ponsel pintar.
Humas KWT ASRI GWKP, Salbiah Hanum Hasibuan mengatakan, pemanfaatan teknologi baru dilakukan tahun lalu. Tepatnya Desember 2021, sejak KWT ASRI GWKP melalui Pos Penyuluh Desa (Posluhdes) Bubulak Berkah menerima bantuan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP).
Bantuan tersebut berupa seperangkat mesin pompa lengkap dengan Internet of Things (IoT) untuk monitoring dan penyiraman lahan pertanian yang dapat dikontrol dari jauh menggunakan ponsel smartphone. Untuk pemasangan instalasinya, KWT ASRI juga didukung Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) ASRI.
"Berkat tangan terampil Pak Nur juga, KWT ASRI merangkai instalasi penyiraman lahan dan Griya Semai dengan menggunakan springkel yang diatur menggunakan timer," kata Salbiah di kebun KWT ASRI GWKP, Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (19/2).
Salah satu pengurus KSM ASRI di bidang IT, Mohammad Nuryanto mengatakan, ada dua teknologi untuk penyiraman yang dimanfaatkan oleh KWT ASRI GWKP. Pertama yang di Griya Semai atau kebun pembibitan dengan penyiraman secara otomatis menggunakan timer.
Selanjutnya penyiraman pada lahan tanaman sayuran hasil pemindahan dari Griya Semai. Penyiraman berbasis teknologi ini dikontrol dari jauh menggunakan ponsel smartphone. Namun, Nuryanto mengungkapkan, untuk penyiraman nantinya semua secara otomatis yang dimonitor oleh sensor.
"Jadi dengan alat IoT (internet of things) ini akan termonitor kondisi dari kelembaban udara, suhu udara, intensitas cahaya matahari, kelembaban tanah, pH tanah, suhu tanah. Itu semua bisa dimonitor melalui handphone maupun Pc. Misalnya, kondisi kelembaban tanahnya kering bisa melakukan penyiraman," paparnya.
Dari luasan lahan pertanian 1.300 meterpersegi yang digarap KTW ASRI GWKP, dijelaskan Nuryanto, penggunaan teknologi untuk penyiraman tersebut baru di atas lahan seluas 900 meterpersegi dengan empat springkle. "Sekarang ini baru ada dua springkle. Di lahan seluas ini (900 meterpersegi) memang dibutuhkan enam springkel," tandasnya.
Sementara itu, Ketua KWT ASRI GWKP, Dian Martha Ekasusanti mengakui dengan hadirnya pemanfaatan teknologi ini sangat membantu tugas petani lebih dimudahkan khususnya untuk memonitor penyiraman lahan pertanian.
"Dengan adanya IoT ini kita merasa terbantu, misalnya kita tidak dalam kondisi di kebun, berada dimana pun masih bisa dipantau tanaman dari segi penyiramanya, karena begitu kondisi kelembaban tanahnya kering itu bisa dinyalakan otomatis," pungkas Dian.