• 22 November 2024

Taman Nasional Baluran Menjadi Pusat Penelitian

uploads/news/2022/02/taman-nasional-baluran-menjadi-154875f79c01fd5.jpg

Taman Nasional Baluran dengan beragam ekosistem alami, kini memiliki Stasiun Penelitian Baluran (Baluran Research Station) setelah diresmikan oleh Sekretaris Ditjen KSDAE.

Gedung oenelitian ini dibangun atas kerjasama antara Direktorat Jenderal KSDAE dengan Copenhagen Zoo. Stasiun penelitian ini diharapkan dapat menjadi rumah bagi pengetahuan-pengetahuan baru tentang kawasan TN Baluran, yang didapat dari berbagai penelitian-penelitian yang dilakukan berbagai pihak, baik universitas maupun lembaga penelitian lainnya.

 

“Gedung Pusat Penelitian TN Baluran bisa dijadikan sebagai tempat secara bersama sama multipihak untuk melakukan pembelajaran tentang konservasi di Baluran, Jawa Timur dan Indonesia pada umumnya. Gedung ini juga sebagai wadah untuk melakukan penelitian, diskusi-diskusi dan sharing berbagai tema oleh peneliti, mahasiswa atau pun pelajar”.

 

Penelitian merupakan salah satu pilar dalam konservasi. Namun dia mengingatkan bahwa konservasi tidak hanya tentang hal-hal teknis saja. Konservasi sangat terkait dengan religi dan spiritualitas. “Contohnya di Bali ada filosofi Tri Hita Karana, yang merupakan tuntunan bagi manusia untuk selaras dengan Tuhan, selaras dengan manusia, dan selaras dengan alam. Berkaca dari filosofi tersebut, konservasi bukan lagi semata tentang pekerjaan-pekerjaan teknis saja, namun sudah menjadi bagian dari ibadah kita semua,” jelasnya lebih lanjut.



Pengambilan keputusan berbasis sains  (Science Based) memandatkan pengelolaan berbasis pada:

1. Data dan informasi yang sahih, tidak dipalsu, yang berasal dari fakta lapangan.

2. Metode pengambilan data dan analisisnya harus benar dan berdasarkan science.

3. Penerapan teknologi tinggi dalam rangka menemukan nilai manfaat nyata sumber daya genetic untuk kemanusiaan.

 

Beberapa hal tersebut lah yang mendasari dibangunnya Stasiun Penelitian Baluran yang mampu menampung 26 mahasiswa dan peneliti dan dilengkapi dengan 2 laboratorium untuk menunjang kegiatan penelitian dan tindakan medis satwa. Hal ini dijelaskan oleh Hariyawan Agung Wahyudi, Indonesia Program Director Copenhagen Zoo.

 

“Stasiun ini dilengkapi dengan fasilitas untuk melakukan tindakan medis jika terdapat satwa yang memerlukan pertolongan medis atau melakukan nekropsi untuk mengetahui penyebab kematian satwa. Hal ini akan sangat membantu Taman Nasional mengetahui sedari awal faktor-faktor yang menjadi potensi yang mengancam kelestarian populasi satwa, sebagaimana beberapa saat lalu virus flu afrika yang sangat mematikan dan membuat banyak populasi babi kita mengalami kematian mendadak,” jelasnya.

 

Untuk dapat mengoptimalkan manfaat stasiun penelitian tersebut, diperlukan adanya masukan dari berbagai fihak yang berkepentingan, agar stasiun penelitian ini dapat menjadi media untuk mengarusutamakan kegiatan penelitian yang mampu memberikan masukan terhadap peningkatan efektifitas pengelolaan kawasan, agar upaya pelestarian keragaman hayati di TN Baluran dapat terlaksana dengan baik, sekaligus memberikan manfaat bagi kepentingan pembangunan nasional dan regional, sekaligus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. 

 

Kolaborasi antara antara Taman Nasional dan Universitas menjadi kunci penting agar kegiatan penelitian-penelitian mampu menjawab kebutuhan dan tantangan pengelolaan kawasan konservasi. 

 

Sulistino, Wakil Rektor II Universitas Banyuwangi, menyampaikan bahwa pihak Taman Nasional diharapkan dapat merangkul banyak universitas untuk melakukan penelitian secara intensif karena tidak semua hal dapat dilakukan oleh satu atau dua universitas. “Kolaborasi antar universitas yang satu dengan universitas yang lain juga sangat penting untuk diwujudkan, sehingga penelitian-penelitian yang dilakukan dapat saling mengisi,” jelasnya.

 

Peran universitas sebagai sumber pengetahuan-pengetahuan mutakhir melalui berbagai kegiatan penelitian multidisiplin ilmu dan mampu menjadi referensi bagi pengambilan keputusan, dalam hal ini memegang peranan yang sangat penting. Dengan sumber daya manusia yang memiliki kapasitas untuk melakukan eksplorasi secara efektif, peran universitas dalam upaya meningkatkan penelitian di TN Baluran di masa mendatang sangat diharapkan. 

 

Alam telah membuat manusia menjadi bahagia dan baik, tetapi masyarakat mencelakakan dia dan membuatnya sengsara.” -Jean-Jacques Rousseau-

Related News