• 24 November 2024

Turunnya Tangkapan Nelayan Cianjur

uploads/news/2019/12/turunnya-tangkapan-nelayan-cianjur-99125e6d25284f6.jpg

Hasil tangkapan nelayan di pantai selatan Cianjur, sepanjang tahun ini mencapai 14.484 ton, lebih rendah 45% dibandingkan tahun sebelumnya.

CIANJUR - Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (Dislutkanak) Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat mencatat, hasil tangkapan nelayan di pantai selatan Cianjur, sepanjang tahun ini mencapai 14.484 ton, lebih rendah 45% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 25.445 ton akibat paceklik ikan dan cuaca ekstrem.

“Jumlah tangkapan tahun ini mengalami penurunan hingga 45% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 25.445. Ini disebabkan paceklik dan faktor cuaca ekstrem,” ujar Kepala Seksi Produksi Perikanan Tangkap, Dislutkanak Kabupaten Cianjur, Ade Durahman, seperti melansir ANTARA, Selasa (3/11).

Ade menjelaskan, setiap tiga bulan sekali, pihaknya melakukan pendataan hasil tangkapan nelayan di Tempat Pelelangan Ikan di pantai selatan seperti di Kecamatan Cidaun, Sindnagbarang, dan Agrabinta. Ia menjelaskan, hasil tangkapan ikan nelayan selatan yang terdiri dari Pantai Jayanti, Sereg, Apra, dan Lugina, pada triwulan pertama mencapai 3.412 ton, kedua sebanyak 7.234 ton, dan di triwulan ketiga sebanyak 3.837 ton.

Sepanjang 2019, ungkapnya, nelayan di pantai selatan menghadapi dua kali paceklik ikan yang disertai cuaca ekstrem, sehingga hasil tangkapan nelayan menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Saat musim paceklik dan cuaca ekstrem sebagian besar nelayan di pantai selatan Cianjur, lanjutnya, para nelayan berhenti melaut dan beralih profesi sebagai buruh tani dan serabutan.

Hanya sebagian kecil yang tetap melaut, meskipun hanya di pinggir pantai menggunakan jaring yang dibentangkan. Namun, hasil tangkapan tidak maksimal, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Sehingga, pihaknya memberikan pembinaan dan pelatihan bagi nelayan, agar mereka tetap memiliki penghasilan ketika tidak melaut, termasuk memberikan program Kartu Nelayan untuk ribuan nelayan di wilayah tersebut.

Sementara, sejumlah nelayan di pantai selatan Cianjur, kerap mengeluh terpaksa mengeluh terpaksa menganggur karena tidak memiliki keahlian lain selain melaut. Ketika musim paceklik ikan mereka berharap mendapat pelatihan dari dinas terkait.

“Kalau yang punya keahlian mencari kerja ke kota sebagai buruh proyek atau buruh tani. Kalau yang tidak punya keahlian terpaksa menganggur. Meskipun punya Kartu Nelayan, kami masih bingung manfaatnya, kata nelayan Pantai Jayanti, Hadi.

Related News