• 23 November 2024

Modernisasi Tingkatkan Produksi Pertanian Jateng

uploads/news/2019/12/modernisasi-tingkatkan-produksi-pertanian-3719191f8711601.jpg

“Berkat modernisasi sistem pertanian, produksi pertanian meningkat, meskipun lahan pertanian di Jateng menyusut dalam lima tahun terakhir.”

SEMARANG - Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Suryo Banendro menyebut, jika modernisasi sistem pertanian yang dilakukan sejumlah pihak telah meningkatkan produksi pertanian di Jateng.

“Berkat modernisasi sistem pertanian, produksi pertanian meningkat, meskipun lahan pertanian di Jateng menyusut dalam lima tahun terakhir,” katanya seperti melansir ANTARA, Selasa (3/12) kemarin.

Baca juga: Drone Harapan Petani Temanggung

Menurutnya, penyusutan lahan pertanian tersebut berbanding terbalik jika dilihat dari produksi pertanian yang justru meningkat. Ia menyebutkan, jumlah petani di Jateng saat ini mencapai 2,88 juta juwa dan mengolah lahan sawah sebesar 1.022.570,86 hektare.

“Pada 2014, petani hanya bisa menghasilkan 5,3 ton gabah kering giling per hektare, sedangkan saat ini bisa memproduksi 5,8 ton,” ujarnya.

Baca juga: Saatnya Petani Melek Internet

Dengan total lahan pertanian 1.022.570,86 hektare, Suryo menyebut, para petani bisa memproduksi 9,8 ton gabah kering giling atau 6,9 juta ton beras dan capaian itu jauh lebih besar dibanding produksi 2014 yang hanya 9,6 juta ton, padahal lahannya lebih luas, yaitu 1,8 juta hektare.

“Kuncinya di modernisasi (sistem pertanian, red), kalau dulu masih manual makanya produksinya rendah. Modernisasi itu dilakukan dari pemanfaatan bibit unggul, pupuk, penggunaan alat mesin pertanian, sampai digitalisasi sistem pertanian,”sebutnya.

Baca juga: Inovasi Petani Disaat Sulit Regenerasi

Saat ini, jumlah total alat mesin pertanian yang dimanfaatkan petani Jateng tercatat sebanyak 447.192 unit, yang terdiri dari 14 jenis seperti transplanter sebanyak 1.536 unit, power werder 1.242 unit, power teaser 13.487 unit, dryer 440 unit, dan RMU sebanyak 20.494 unit.

“Ternyata itu lebih efektif, selisih panennya sangat banyak. Secara riil, jika kita lihat produksi meningkat karena petani Jateng respon terhadap modernisasi sangat tinggi, terutama dalam pemakaian benih unggul,” tuturnya.

Baca juga: Urban Farming, Solusi Lahan Terbatas

Selain pemanfaatan bibit unggul dan penggunaan alat mesin pertanian. Suryo mengakui peran petani milenial juga berdampak positif dalam penerapan sistem pertanian modern. Setidaknya, saat ini petani milenial Jateng, mencapai 975 ribu atau 33,7%, sedangkan petani usia di atas 50 tahun, sebanyak 64,3 persen, kemudian petani milenial dengan pendidikan sarjana sekitar 2% diantaranya.

“Sekarang kami konsentrasi untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) petani milenial. Di sektor hulu mereka sudah bagus, yang perlu kami perbaiki adalah di sektor hilir, tutupnya.

Related News