• 21 November 2024

Bercocoktanam di Lahan Bekas Tambang

uploads/news/2019/12/bercocoktanam-di-lahan-bekas-21799f5140d2fdd.jpg

Lahan bekas tambang timah yang relatif luas, memberikan peluang untuk mengembangkan Tanaman Pakan Ternak (TPT) sebagai sumber hijauan pakan, penutup tanah, pengontrol erosi, sumber bahan organik, biomasa energi, dan agen fitoremediasi.

Lahan bekas tambang, khususnya timah, biasanya sangat sulit untuk dikembalikan fungsinya karena terdiri dari tekstur tanah yang didominasi pasir, kapasitas air yang rendah. Selain itu, kondisi tanah pada lahan bekas memiliki tingkat kesuburan yang sangat rendah, tidak stabil, aktivitas mikroba tanah rendah, struktur tidak stabil, dan sangat miskin bahan organik. Namun Balai Penelitian Ternak (Balitnak), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), berhasil membudidayakan Tanaman Pakan Ternak (TPT).

Keberhasilan itu tidak lepas dari penelitian yang dikembangkan Balitnak mengenai pengembangan tanaman pakan ternak di lahan bekas tambang timah. Lokasi penelitian yaitu lahan bekas tambang timah di Desa Bukit Kijang, Kecamatan Namang, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

“Petani-peternak di wilayah lahan bekas tambang biasanya menggunakan rumput liar, limbah pertanian, sebagai sumber pakan ternaknya. Lahan bekas tambang timah yang relatif luas, memberikan peluang untuk mengembangkan TPT sebagai sumber hijauan pakan, penutup tanah, pengontrol erosi, sumber bahan organik, biomasa energi, dan agen fitoremediasi,” tulis Balitbangtan dalam keterangan tertulisnya, belum lama ini.

Untuk budidaya TPT di lahan bekas tambang timah, hal yang pertama harus dilakukan, yaitu membuat lubang tanam ukuran 20x20 sentimeter, kedalaman 20-25 sentimeter. Kemudian, masukkan pupuk kandang ke dalam lubang, 24 ton per hektare (2 kilogram per lubang), pupuk KCI dan TSP masing-masing sebanyak 100 kilogram per hektare (5 gram per lubang), dan urea 200 kilogram per hektare (10 gram per lubang).

Bahan taman (rumput stek, anakan, sobekan rumpun) sendiri dapat ditanam langsung di lapangan. Untuk bahan tanam stek, pilih batang yang tidak terlalu mudah dan potong 2-3 buku, dengan posisi tanam 30-40 derajat dengan 1-2 buku masuk ke dalam tanah.

Untuk bahan tanaman anakan, tiap lubang digunakan 2-3 anakan. Jarak antar lubang sekitar 0,5x0,5 meter. Setelah ditanam, perlu dilakukan penyiraman. Jika menanam Leguminosa, ditanam dengan biji dan disemaikan di polybag selama dua bulan. Setelah penanaman, gulma harus dibersihkan secara rutin. Pemanenan awal pada umur tiga bulan dan interval panen 60 hari dengan tinggi potong 10-15 sentimeter. Pengamatan meliputi produksi dan kualitas hijauan serta kandungan logam.

Produksi hijauan pakan di lahan bekas tambang timah, daya dukung untuk ternak sapi yaitu 6,3-13,6 ST/th/ha. Kualitas hijauan di lahan tambang timah protein kasar rumput 6,0 - 10,19%, leguminosa 18,4 -29,0%, Kecernaan bahan kering rumput 73,56%, dan Leguminosa 82,14%.

“Jenis pakan ternak yang adaptif pada lahan bekas tambang timah adalah Arachis pintoi (Kacang Pinto), Clitoria ternate (Kembang Telang), Stylosanthes guiyannensi (Stilo), Pennisetum purpureum cv Taiwan, Pennisetum purpureum cv  Mott (Rumput Gajah) dan Indigofera Zollengeriana,” tutup tulisan tersebut.

Related News