• 22 November 2024

Keberadaan Anggur Ukraina di Bantul

uploads/news/2019/12/keberadaan-anggur-ukraina-di-3971871a7ef76bc.jpg

Keputusan Rio untuk menanam anggur tersebut sempat diremehkan para tetangganya.

BANTUL - Suasana sejuk akan terasa saat masuk ke halaman rumah Rio Aditya, pemuda asal Dusun Plumbungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Suasana itu tercipta karena dedaunan hijau yang menyelimuti halaman rumahnya, tampak lelaki 34 tahun menutupi halaman rumahnya dengan pohon anggur. Tapi anggur yang satu ini bukan seperti anggur pada umumnya di Indonesia, melainkan anggur impor dari Ukraina, anggur ninel.

Keputusan Rio untuk menanam anggur tersebut sempat diremehkan para tetangganya. Karena, buah ninel dari Eropa dinilai akan sulit hidup di iklim tropis seperti Indonesia. Walaupun, kini sebagian besar warga di wilayahnya yang menanam buah bernama latin Vitis Vinifera ini.

“Kira-kira 85% lah warga di kampung menanam (anggur ninel) ini,” ujar Rio kepada Medcom.id di kediamannya, Selasa (3/11).

Mulanya, Rio mulai menanam anggur lokal atau yang sering disebut anggur isabela pada 2010. Walau bisa tumbuh dengan baik, namun hasil yang ia dapat tidak maksimal. Pada 2014, Rio pun memutuskan mulai menanam anggur ninel. Tak ada motivasi apapun dari keputusan Rio tersebut.

“Awalnya hanya asal-asalan. Hanya untuk melindungi parkiran kendaraan dari terik matahari,” cetusnya.

Ia pun menanam dengan cara seperti menanam tanaman pada umumnya. Seperti mencangkul media tanam, menyiram, lalu memberikan pupuk. Namun, ia tak menggunakan pestisida. Tapi, Rio memilih menanam di media tanam, pot besar dan juga memberikan pupuk kandang dari kotoran kambing.

“Dua hari sekali menyirami,” ucapnya.

Dalam lima tahun, sudah ada 13 pohon anggur ninel di halaman rumahnya. Selain itu, Rio juga memiliki sejumlah pohon di belakang rumahnya. Rio menceritakan, ada perbedaan antara buah anggur ninel dengan anggur lokal. Anggur ninel berbentuk lonjong, sedangkan anggur lokal berbentuk bulat. Masa panen anggur ninel bisanya tiba pada saat musim panas yaitu pada Juli hingga Oktober.

“Tahun pertama (panen) satu pohon bisa sampai 12 kilogram. Tahun berikutnya bisa lebih banyak,” katanya.

Ia mengatakan, pengunjung yang datang ke rumahnya, bisa bebas mencicipi buah tersebut. Jika membeli, biasanya ia mematok harga Rp100.000 per kilogram dan pembeli bisa memetik dan memilih sendiri anggur yang diinginkan. Rio menambahkan, saat ini populasi anggur ninel cukup banyak di Indonesia. Ditambah, desanya kini telah mendapat julukan sebagai “kampung anggur.

Selain itu, buah anggur itu juga bisa menjadi ladang pendapatan bagi sang pemilik tanaman. Rio juga membuat bibit buah anggur ninel dan setiap bibitnya diharga sekitar Rp100.000 hingga Rp150.000. Rio pun memberikan tips, bagi masyarakat yang ingin menanam anggur ninel di rumah sebenarnya cukup mudah. Langkah pertama tentunya harus mengkondisikan tanah atau media tanam.

“Tanahnya gembur, unsur hara banyak. Baru kemudian ditanam. Tanahnya jangan pakai tanah yang bekas dipakai untuk menanam,” ungkapnya.

Saat tumbuh, lanjutnya, tunas air di ketik daun harus dibuang. Kemudian, setiap ujung pohon perlu dipangkas. Pemangkasan ini perlu dilakukan agar pohon berbuah lebat.

“Setelah dipangkas, nantinya akan muncul bunga. Asal nutrisi bagus, nutrisinya rutin, akan tumbuh baik,” tuturnya.

Dessi Ana Ekafati, seorang pengunjung, mengaku senang bisa mengunjungi kebun anggur itu. Dessi mengatakan buah anggur tersebut nikmat disantap saat siang hari.

“Karena tanpa pestisida jadi lebih menarik. Buahnya rasanya manis dan segar,” kata perempuan 27 tahun tersebut.

Related News