• 22 November 2024

Kacang Koro Alternatif Pengganti Kedelai

BOGOR - Kacang koro (Canavalia ensiformis L) merupakan salah satu tanaman polong-polongan yang mudah ditemukan di Tanah Air. Di Indonesia dikenal tiga jenis kacang koro, yaitu kacang koro pedang atau Canavalia gladiata, kacang koro benguk atau Mucuna prurien dan kacang koro kecipir atau Psophocarpus tetragonolobus.

Di antara jenis kacang koro tersebut, kacang koro pedang yang banyak digunakan sebagai salah satu bahan baku alternatif pengganti kedelai dalam pembuatan tempe dan juga tahu. Jenis kacang koro ini juga dimanfaatkan sebagai bahan baku olahan pangan.

Seperti Koperasi Paramasera yang berkolaborasi dengan chef dari Tristar Culinary Institute Bogor, membuat berbagai kue kering menggunakan tepung berbahan baku kacang koro tepung mocaf atau singkong.

Selain kue kering dan kue basah, juga mengembangkan berbagai produk olahan. Proses pengolahan kacang koro dilakukan secara industri rumahan di Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat.

Dini selaku anggota Koperasi Paramasera mengungkapkan, pihaknya sudah sekitar dua tahun menggunakan kacang koro sebagai bahan baku olahan kuliner. Pengembangan pemanfaatan kacang koro salah satu faktornya terkait ketersediaan bahan baku kedelai.

"Permasalahan kedelai itu terjadi hampir setiap tahun kan ya, dari mulai ketersediaan hingga harga yang fluktuatif serta ketergantungan impor. Nah dari situ kami kemudian mulai menggunakan kacang koro sebagai bahan baku alternatif membuat tempe. Selain untuk membantu mengendalikan inflasi juga untuk membantu mensejahterakan petani kacang koro," katanya, Jumat (1/4).

Dini menyebut kacang koro tersebut didatangkan dari petani di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Secara umum, kata Dini, kacang koro yang sudah diolah hampir sama dengan tepung pada umumnya ataupun kacang pada umumnya.

Namun yang membedakan adalah proses pengolahan kacang koro memerlukan proses sedikit panjang lantaran harus direbus dengan waktu yang cukup lama karena tekstur kulit kacang koro yang keras.

Menurutnya, setelah diolah menjadi tepung atau tempe tidak ada perbedaan antara tempe yang menggunakan kedelai dan kacang koro ataupun tepung berbahan gandum dengan yang berbahan kacang koro.

"Secara umum soal proses hampir sama, kalau rasa itu relatif yang tapi secara umum sama tidak ada perbedaan," ujar wanita berusia 29 tahun itu di sela festival olahan pangan lokal berbasis kacang koro di Bubulak Tepi Sawah (BTS).

Acara festival ini dihadiri langsung Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki didampingi Wali Kota Bogor Bima Arya. Teten yang mencoba langsung makanan dalam festival itu tak menyangka bahwa bahan baku kacang koro bisa dibuat berbagai kuliner yang bervariasi dan lezat.

Ia mengatakan, dengan adanya festival ini juga sebagai inovasi yang membuktikan bahwa kacang koro memiliki potensi ekonomi dan bisa dijadikan sebagai bahan alternatif tepung dan tahu tempe.

"Kacang koro bisa kita buat tempe yang murah, gizinya tetep tinggi harga terjangkau daya beli masyarakat. Dan ternyata ada banyak juga olahan kue yang dibikin dari tepung kacang koro. Jadi bisa menggantikan atau mensubtitusi impor terigu bahkan blend dari kacang koro dan singkong bisa menggantikan terigu," katanya.

Dengan proses hilirisasi pengolahan kacang koro yang terus dikembangkan, imbuh Teten, maka permintaan kacang koro akan meningkat. Oleh karenanya, kata Teten, petani tidak perlu ragu untuk menanam kacang koro karena akan memililiki pasar yang luas.

Selain menguntungkan pelaku UMKM, kacang koro juga bisa menguntungkan petani lantaran proses penanamannya yang mudah ditanam dan adaftip dalam setiap kondisi lahan.

"Saya optimis jika proses hilir olahan kacang koro terus dikembangkan secara konsisten maka permintaan kacang koro pertahun akan mencapai 2,7 juta ton per tahun," tandasnya.

Related News