• 23 November 2024

Balada Kolang Kaling saat Ramadan

BOGOR - Sahabat Tani pastinya sudah tak asing mendengar nama kolang kaling. Kolang kaling atau disebut buah atap menjadi salah satu komoditi yang banyak diburu saat bulan ramadan.

Camilan kenyal yang berbentuk pipih lonjong dan berwarna putih transparan ini banyak digunakan sebagai bahan campuran berbagai jenis makanan dan minuman menyegarkan untuk berbuka puasa.

Permintaan akan kolang kaling dari biji buah pohon aren (Arenga pinnata) ini mengalami peningkatan di pasaran saat bulan ramadan dibandingkan pada bulan-bulan lainnya. Hal itu seperti dikatakan Ipang, petani kolang kaling asal Desa Rabak, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

"Ya, kalau bulan ramadan di awal puasa hingga masuk puasa itu biasanya pesanan banyak. Omzet juga meningkat," ujar pria berusia 30 tahun itu, Rabu (6/4).

Ipang mengaku di awal bulan ramadan permintaan kolang kaling bisa mencapai 5 sampai 8 kuintal setiap harinya. Jumlah permintaan itu jauh berbeda dengan hari-hari di luar bulan ramadan yang rata-rata hanya 1 kuintal.

Ipang mengatakan, pembuatan kolang kaling yang dilakukannya masih secara manual atau tradisional dengan dibantu tiga anggota keluarganya. Awalnya, sambung dia, buah aren yang didapatnya dilepaskan dari batangnya.

Buah aren tersebut kemudian direbus selama satu jam. Setelah matang buah aren dikupas untuk diambil kolang kalingnya. Kolang kaling ini lalu ditumbuk dengan batang kayu hingga berbentuk pipih.

Kolang kaling selanjutnya direndam menggunakan air bening dan siap untuk dijual. Dalam satu pohon aren, terang Ipang, dapat menghasilkan 2 sampai 3 kuintal kolang kaling.

Di wilayahnya, keberadaan pohon dari buah caruluk (bahasa Sunda sebutan kolang kaling) masih dapat ditemui di beberapa wilayah seperti Kecamatan Rumpin dan Leuwiliang.

Di wilayah tersebut pembuatan kolang kaling juga telah dijalani secara turun temurun oleh sejumlah warga dan komoditi ini menjadi mata pencaharian mereka sehari-hari. Namun Ipang tak tahu pasti sejak generasi ke berapa profesi ini dijalani.

"Sudah empat tahunan ini jadi profesi saya sehari hari. Pohon ini rajin berbuah seperti tidak mengenal musim. Jadi, bukan pas di bulan puasa saja kerjanya. Selain rame di bulan puasa, biasanya di bulan haji juga banyak pesanan," ujarnya.

Kolang kaling hasil buatannya sudah cukup dikenal di kalangan pembelinya. Para pembeli rata-rata datang langsung ke tempat produksi terlebih saat menjelang bulan ramadan.

"Caruluk ini dipasarkannya ke wilayah sekitar Bogor, Parung, sampai Ciputat oleh tengkulak yang mengambil ke sini. Untuk harga yang kami jual Rp8.000 per kilogramnya," tandasnya.

Related News