• 22 November 2024

Inovasi Teknologi Kesehatan Unggas

Inovasi teknologi kesehatan unggas ini merupakan teknologi pengendalian penyakit dan diagnosa penyakit.

BOGOR - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui unit kerja Balai Besar Penelitian Veteriner (BB Litvet) meluncurkan inovasi teknologi kesehatan unggas. Inovasi teknologi kesehatan unggas ini merupakan teknologi pengendalian penyakit dan diagnosa penyakit. Ada empat produk perternakan yang diluncurkan langsung oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Keempat produk tersebut, yaitu Vaksin Bivalen AI H5N1, Vaksin Inaktif Kombinasi HPAI - LPAI, Vaksin ND GTT/11 dan Kit Test DIVA AI BB Litvet. 

"Saya kira dengan BB Litvet ini tentunya saja kita berharap antisipasi terhadap segala masalah yang berkaitan dengan tantangan-tantangan kesehatan hewan bisa kita lakukan dan tempat ini akan menjadi sangat penting. Kerena, misalnya kita punya ayam dua juta ekor dan itu nilainya Rp2 miliar lebih, kalau tidak divaksin bisa menjadi masalah, bisa jadi bakteri, virus, dan lain sebagainya," ujar Syahrul Yasin Limpo, Kamis (5/12), di Bogor.

Menurut Syahrul, inovasi teknologi kesehatan ini juga sebagai upaya untuk mengantisipasi ancaman lain di era globalisasi yang mungkin muncul, seperti bakteri dan virus baru masuk ke Indonesia. Oleh karena itu, ia meminta BB Litvet terus melakukan riset terhadap semua gejalanya.

"Saya juga berharap kita tidak hanya memanfaatkan vaksin dari luar dan Balitbangtan sendiri harus mampu menciptakan anti virus atau anti penyakit hewan. Saya kira peneliti-peneliti kita di sini cukup hebat dan target kita adalah menciptakan vaksin untuk negara lain," tambahnya. 

Syahrul mengungkapkan, dalam perhitungannya, apabila inovasi teknologi kesehatan unggas yang dihasilkan BB Litvet digunakan di bidang peternakan tentu saja kesehatan hewan akan lebih terjamin.

"Kalau kesehatan hewan lebih terjamin, bisa saja berat hewan semakin bagus dan populasinya semakin besar," tandas Syahrul.

Dalam kesempatan ini, Balitbangtan melalui Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) juga meluncurkan Smart Soil Sensing Kit (S3K), perangkat sensor yang digunakan untuk mengukur sifat kimia dan fisik tanah. 

Related News