• 22 November 2024

Menilik Potensi Channa Limbata

uploads/news/2022/05/menilik-potensi-channa-limbata-57176f172b2691b.jpg

BOGOR - Tren ikan hias predator belakang ini nyaris didominasi oleh jenis gabus (Channidae Sp.) atau Channa atau dinamai Snakehead. Ikan endemik Asia ini hidup di iklim tropis dan subtropis. Tak aneh jika para penghobinya tertantang untuk merawat ikan yang memiliki ragam jenis ini.

Di Tanah Air, keberadaan ikan Channa cukup beragam jenis, warna dan corak hingga bentuk yang berbeda. Sebut saja Channa Marulioides asal Sumatera dan Kalimantan. Seperti Yellow atau Res Sentarum, Orange Jambi, Red Barito dan Borneo.

Selain itu ada juga jenis Channa yang banyak dipelihara oleh penghobi, yaitu Channa Auranti atau Golden Snakehead yang merupakan ikan endemik asal dari perairan India.

Dari jenis-jenis tersebut, ada beberapa jenis Channa dwarf 'kerdil' lainnya, selain keluarga Channa Marulioides yang tampaknya terlupakan oleh penghobi. Satu di antaranya Channa Limbata.

"Ya, Channa Limbata dengan karakter yang kalem, ikan endemik pulau Jawa ini kehilangan peminatnya," kata penghobi ikan hias, Erik Prayoga kepada Jagad Tani di Kelurahan Pakuan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, Jumat (13/5).

Menurutnya, kerabat gabus dengan nama bogo, cingok atau disebut gabus malas ini, apabila dilakukan perawatan dan teknik budidaya yang mengadaptasi dari alam memiliki potensi yang luar biasa. Terlebih dalam dunia kontes Channa Limbata memiliki kelas khusus dari ukuran kecil hingga besar.

Di alam, Channa Limbata sendiri dapat dijumpai di sungai, danau dan kolam serta adakalanya di perairan payau. Namun sekarang ikan berwarna kecokelatan dengan kekuningan atau kemerahan dibagian tepi sirip dorsal, anal dan kaudal itu bisa juga dibudidayakan dengan menggunakan akuarium.

"Ikan ini bisa berkembang biak di tank atau box minimal 70 x 30 sentimeter dan size 14-15 sentimeter sudah bisa berkembang biak," ujarnya seraya menambahkan proses perkawinan Channa Limbata dapat terjadi kapan saja.

Saat proses perkawinan, terang Erik Betta panggilan akrabnya, kedua ikan akan saling melilit dan indukan betina akan mengeluarkan telur. Pakan untuk mematangkan sel telur sendiri biasanya udang dan ulat kandang.

Sebelum pemijahan, ia mengingatkan, sebaiknya air dalam kondisi yang bersih tidak tercemar. Bantu juga dengan air ketapang dan pencahayaan yang minim agar ikan terangsang untuk melakukan perkawinan. "Suhu hangat dan air tidak terlalu tinggi maksimal 20 sentimeter," tandasnya.

Ia juga menyarankan untuk akuarium diberi tanaman rambat air paling tidak separuh dari luas tank. Kemudian pemakaian substrat diperlukan dengan ukuran halus dan tidak perlu sirkulasi atau airator agar dalam masa perkawinan ikan tidak terganggu.

Diketahui, Channa Limbata termasuk dalam ikan yang mengerami telur dalam mulut. Telur yang keluar dari induk betina akan dimasukkan ke dalam mulut induk jantan. Induk jantan akan mengerami telur hingga menjadi larva kurang lebih 2-3 hari.

"Setelah jadi larva mereka asuh. Nah usia sebulan sudah bisa makan cacing sutera dan pelet. Indukan juga harus dikasih makan biasanya ulat kandang. Jangan lupa sedot kotoran secara berkala," ucapnya.

Anakan Channa Limbata dapat dipisahkan ke dalam single tank di usia 3-4 bulan atau size 5 sentimeter. Namun beberapa keeper melakukan sistem ren di size 10 atau 15 sentimeter.

Sementara indukan diangkat dari tank minimal tiga minggu setelah masa perkawinan. Dalam jangka waktu seminggu, imbuh Erik Betta, Channa Limbata itu dapat kembali melakukan perkawinan.

"Untuk menghindari pecah pair karena stres diusahakan untuk mengangkat indukan secara bersamaan," pungkasnya.

Related News