• 24 November 2024

KKP Ajarkan Budidaya Hingga Olahan Ikan

uploads/news/2022/06/kkp-ajarkan-budidaya-hingga-14335d9ccd5b9f6.jpg

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) semakin menunjukkan keseriusannya dalam mewujudkan program prioritas yang digaungkan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, salah satunya pada program Pengembangan Kampung Perikanan Budidaya Berbasis Komoditas Ekspor dan Pembangunan Kampung Perikanan Budidaya berbasis kearifan lokal.

Upaya tersebut dilakukan melalui dua kegiatan pelatihan kepada masyarakat, yang dilaksanakan secara bersamaan. Dalam hal ini, KKP melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), menggelar kegiatan Pelatihan Budidaya Kepiting Cangkang Lunak (Soka) di Kabupaten Sikka dan Pelatihan Pengembangan Usaha Olahan Ikan di Kabupaten Lembata dan Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) kelautan dan perikanan ini diselenggarakan oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Banyuwangi, pada 27 – 28 Mei 2022, secara blended learning. Kegiatan diikuti 300 peserta dari tiga kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Kepala BRSDM, I Nyoman Radiarta menyampaikan KKP telah menetapkan program prioritas sebagai upaya perbaikan rantai nilai dari hulu ke hilir. “Tahun 2022, KKP telah menetapkan untuk akselerasi tiga program prioritas yaitu kebijakan penangkapan ikan terukur, pengembangan kampung budidaya berbasis komoditas ekspor, dan pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal serta Kampung Nelayan Maju. Sejalan dengan program tersebut, melalui kegiatan pelatihan ini BRSDM terus meningkatkan kompetensi SDM sebagai upaya pencapaian program tersebut,” tuturnya.

Potensi sumber daya kelautan dan perikanan di NTT memiliki nilai ekonomi yang tinggi sehingga perlu adanya pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan khususnya pada kegiatan budidaya kepiting cangkang lunak dan olahan hasil perikanan. Sebagai komoditas yang diminati pasar domestik maupun ekspor, kepiting cangkang lunak (soka) memiliki keunggulan yakni kandungan nutrisi yang cukup baik untuk kesehatan dan tulang cangkangnya pun dapat dikonsumsi.

Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP), Lilly Aprilya Pregiwati, menuturkan permintaan kepiting pada musim tertentu kian meningkat sehingga budidaya kepiting cangkang perlu dikembangkan. Ia juga menyampaikan, untuk memiliki nilai tambah produk hasil perikanan dapat dimanfaatkan dengan diolah menjadi beragam olahan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan minat masyarakat dalam mengonsumsi ikan melalui program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) dan menekan angka stunting.


“Pada perayaan hari keagamaan, permintaan kepiting soka meningkat pesat sehingga perlu dikembangkan oleh masyarakat tentunya dengan pendampingan penyuluh perikanan Kabupaten Sikka agar pemanfaatannya berjalan optimal. Sementara di Lembata dan Alor, agar mendapat nilai tambah produksi perikanan, hasil perikanan perlu diolah menjadi berbagai macam produk olahan. Pelatihan ini merupakan bentuk dukungan BRSDM dalam menyukseskan program Gemarikan guna meningkatkan Angka Konsumsi Ikan (AKI) Nasional yang pada tahun 2022 KKP mentargetkan sebesar 59,53 kg per kapita setara ikan utuh segar,’’ ucap Lilly.

Pelatihan ini diinisiasi Anggota Komisi IV DPR RI, Julie Sutrisno Laiskodat. Pihaknya mengatakan, potensi NTT yang cukup besar perlu dimanfaatkan sehingga adanya pelatihan ini menjadi upaya untuk mengembangkan potensi yang ada di NTT. “Potensi perikanan di wilayah NTT sangat kaya, namun pangsa pasarnya masih sedikit. Alhamdulillah hari ini diadakan pelatihan kepada masyarakat supaya hulu ke hilirnya bisa termanfaatkan dengan baik. Saya mengharapkan kegiatan semacam ini masih bisa terus dilaksanakan. Terima kasih kepada pemerintah pusat yang telah memfasilitasi kegiatan ini,” tuturnya.

Pelatihan juga disambut baik oleh Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Sikka, Paulus Hilarius Bangkur, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabuoaten Alor, Sutio Ambao dan Kepala Dinas Kabupaten Lembata Kedang Paulus. Disampaikan bahwa, dengan adanya pelatihan ini diharapkan masyarakat dapat menyerap ilmu sehingga berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat kelautan dan perikanan.

Pada kegiatan ini, para peserta di Sikka dibekali berbagai materi budidaya kepiting soka, meliputi pemeliharaan kepiting, perawatan kualitas air, panen, hingga teknik pendistribusiannya. Sementara di Lembata dan Alor, peserta dilatih membuat kroket ikan, rolade ikan, risoles ikan, dan pembuatan sambal botol ikan tuna.

Sebelumnya pada 17 – 18 Mei 2022, sebagai tindak lanjut kerja sama BRSDM dengan Ditjen Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (Ditjen PPDT) Kementerian Desa PDTT, Puslatluh KP dengan Direktorat Penyerasian Pembangunan Sosial Budaya dan Kelembagaan Daerah Tertinggal, juga menyelenggarakan Workshop Peningkatan Kapasitas Kewirausahaan Perempuan di Kabupaten Musi Rawas Utara, Provinsi Sumatera Selatan. Kegiatan ini difasilitasi oleh BPPP Medan dengan materi berupa penanganan ikan segar, sanitasi dan hygiene perikanan, analisa usaha hasil perikanan, serta praktik olahan produk perikanan seperti bakso ikan, nugget ikan dan mie ikan. Kegiatan ini diikuti oleh 40 orang yang berasal dari empat kecamatan di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara).

Related News