• 26 April 2024

Langkah Mudah Menangkal Patek Cabai

BOGOR - Penyakit dan hama tamanan membuat pertumbuhan tanaman tidak maksimal. Sebut saja salah satunya patek yang menyerang tanaman cabai. Penyakit yang disebabkan oleh cendawan Colletrotichum Capsisi ini tentunya akan merugikan secara ekonomi bagi petani cabai.


Seperti dialami petani cabai, Muhammad Riyadul Muslim. Riyadul menanam cabai yang dikenal dengan sebutan cabai jablay sejak akhir tahun 2021 di lahan seluas 7.000 meter persegi yang di Kelurahan Kayu Manis, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. 


Ia mengatakan, pertumbuhan belasan ribu pohon cabai hingga bulan Januari dan Februari berkembang sangat baik. Setelah itu masuk masa panen perdana iapun melakukan pemetikan buah cabai sekitar bulan Mei.


"Awal panen itu sekitar dua minggu lebih lalu hasilnya cukup baik. Cabai tumbuh sempurna. Selang dua minggu kondisi cuaca di Kota Bogor mulai tak menentu yang lebih sering turun hujan saat pagi dan sore hingga malam hari," katanya, Senin (13/6).


Seiring hal itu, kata Oi sapaan akrabnya, sejumlah tanaman cabai mulai menunjukan performa yang kurang baik. Terlihat ada seperti lekukan berwarna coklat di beberapa cabai. Kondisi cabai pun mengering dan menyebar ke cabai lainnya.


"Iya, sebenernya kalau untuk kondisi kita sekarang memang sangat memprihatinkan. Pertama kita kena serangan penyakit patek. Dari sekitar 7.000 meter sekitar 3.000 meter pohon itu sudah kita cabut karena memang ada faktor cuaca," katanya.


Pada saat panen perdana, Oi cukup puas dengan hasil budidayanya dengan sekali petik bisa mencapai sekitar 30 kilogram cabai dengan kondisi bagus. Jika ditotal secara kesuluruhan pada panen perdana itu bisa menghasilkan delapan kwintal cabai. 


"Cuma ke sini-sini karena faktor cuaca juga sebingga untuk produksi kami juga sangat jauh dari apa yang kita targetkan," tambahnya. 


Kondisi saat ini, ia hanya bisa memanen cabai dengan kondisi baik itu sekitar 5 sampai 6 kilogram. Saat ini, kata Oi, harga cabai yang dijual dikisaran Rp75ribu hingga Rp80ribu per kilogramnya. 


"Kalau jumlah cabainya sama sekitar 7 pada panen kedua ini. Tapi kondisinya rusak karena patek. Untuk tetap bisa memenuhi kebutuhan pasar kita sortir. Jadi hanya dapat beberapa kilogram saja," tandasnya.


Terpisah, Kepala Bidang Tanaman Pangan Holtikultura dan Penyuluhan Pertanian pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor, Dian Herdiawan mengatakan, kondisi itu tidak hanya terjadi di Kota Bogor, namun juga di sejumlah wilayah di Tanah Air. Biasanya patek atau antraksona menyerang tanaman cabai pada kondisi hujan terus menerus.


"Dan dampaknya hampir selalu hasil panen petani cabai tidak optimal ya. Penyakit yang disebabkan oleh cendawan Colletotrichum Capsici ini berkembang pesat pada cabai," terang Dian. 


Oleh karena itu, kata Dian, DKPP setiap memberikan penyuluhan biasanya penyuluh mengedukasi petani berkenaan pemilihan bibit unggul, penggunaan mulsa, pengaturan jarak tanam, saluran air dan penggunaaan pupuk berimbang.


Menurutnya, untuk penanggulangan bisa dengan pemberian kapur dolomit pada lahan sebelum ditanami untuk memperoleh pH yaitu 6 sampai 7. "Pada intinya adalah dengan cara mengurangi kelembaban tanah dan semakin lembab maka pertumbuhan jamur akan semakin subur," kata Dian memungkas.

Related News