KKP Pelatihan Pembudidaya Rumput Laut Pasar Ekspor
Selain ikan laut, komoditas rumput laut punya kontribusi nilai ekonomi tinggi baik untuk pertumbuhan ekonomi domestik maupun komoditas ekspor. Bahkan rumput laut merupakan satu dari komoditas unggulan ekspor di samping udang, kepiting, dan lobster.
Pengembangan budidaya empat komoditas unggulan di pasar global tersebut adalah salah satu program prioritas KKP tahun 2022-2024. Untuk itu perlu peningkatan kapasitas masyarakat pembudidaya rumput laut untuk peningkatan produksi di pasar global. Pelatihan SDM demi kembangkan kemampuan pembudidaya menjadi kunci yang dilakukan KKP.
Pasalnya, komoditas ini memiliki nilai ekonomi tinggi yang ditunjukkan dengan volume ekspor tahun 2020 sebesar 195.574 ton dengan nilai mencapai USD279,58 juta. Produktivitas rumput laut setiap tahun terus mengalami peningkatan, terlebih untuk volume ekspor rumput laut. Menurut data dari statistik.kkp.go.id, volume rumput laut di pasar ekspor tahun 2021 meningkat menjadi 225.612 ton dengan nilai mencapai USD345,11 juta. Tak heran Indonesia menjadi produsen rumput laut kedua setelah Tiongkok.
Pada 22-23 Juli 2022, KKP melalui Badan Riset Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) menggelar Pelatihan Budidaya Rumput Laut Euchema cottonii di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, secara blended learning. Pelatihan diberikan oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Bitung di bawah supervisi Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) BRSDM kepada 300 peserta yang berasal dari pelaku utama budidaya rumput laut. Materi yang diajarkan antara lain pemilihan lokasi, penyiapan bibit rumput laut, pemeliharaan, pengendalian hama penyakit, dan pemanenan rumput laut.
"Rumput laut menjadi salah satu komoditas ekspor yang diunggulkan, oleh karena itu produktivitasnya selalu ditingkatkan. Ditambah saat ini, terdapat perkembangan permintaan pasar global dari negara lain," ujar Kepala BRSDM I Nyoman Radiarta.
"Mamuju ini potensi sumber daya alamnya sangat besar, salah satunya adalah rumput laut jenis Euchema cottonii. Harapannya dengan adanya pelatihan ini, dapat mengolah sumber daya alam yang luar biasa tersebut untuk meningkatkan perekonomian daerah," lanjut Nyoman.
Hal senada juga dinyatakan oleh Kepala Puslatluh KP Lilly Aprilya Pregiwati. Ia mengatakan, rumput laut Euchema cottonii memiliki berbagai keunggulan tersendiri. Dengan demikian diharapkan para peserta dapat memanfaatkan pelatihan ini sebaik-baiknya.
"Euchema cottonii ini punya banyak keunggulan antara lain mudah dibudidayakan, masa budidaya yang singkat, biaya operasionalnya yang tidak terlalu besar, tidak merusak lingkungan, dan mudah dipasarkan," ujar Lilly.
"Bandingkan dengan proses budidaya yang sudah Bapak dan Ibu lakukan dan jangan ragu untuk bertanya. Salah satu yang harus ditanyakan kepada pelatih adalah cara menanggulangi penyakit ice-ice pada rumput laut. Harapannya, nanti Bapak dan Ibu bisa membudidayakan Euchema cottonii ini dengan perkembangan teknologi terkini," lanjutnya.
Apresiasi datang dari Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Suhardi Duka yang menginisiasi pelatihan ini. Ia mengatakan, Mamuju memiliki potensi rumput laut yang sangat besar, namun ia mengingatkan akan hama penyu yang berpotensi mengurangi hasil panen rumput laut. Adapun solusi ramah lingkungan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memasang jaring pada wilayah budidaya rumput laut.
"Harapannya para peserta bisa mendengarkan dengan baik supaya dapat menambah pengetahuan dalam rangka memajukan pengelolaan rumput laut daerah Mamuju," ucap Suhardi.
Apresiasi juga datang dari Pemerintah Daerah setempat. Sebagaimana disampaikan Bupati Kabupaten Mamuju Sitti Sutinah, pihaknya menyampaikan apresiasi tinggi dan terima kasih atas penyelenggaraan pelatihan ini.
"Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak yang telah membuat acara ini terwujud serta Bapak Suhardi Duka atas perhatiannya. Saya berharap masyarakat Mamuju dapat memanfaatkan apa yang diberikan. Pelatihan ini tentu akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas rumput laut," ujarnya.
Tak lupa, segenap elemen masyarakat juga menyambut pelatihan ini dengan penuh semangat. Hal itu disampaikan oleh para peserta, salah satunya Erna. Ia menyatakan suka citanya telah menjadi peserta dalam pelatihan tersebut.
"Terima kasih atas kesempatannya untuk mengikuti pelatihan ini. Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi saya karena saya jadi lebih tahu bagaimana cara mengelola dan membudidayakan dengan baik," ungkap Erna.
Pelatihan tersebut selain mendukung program prioritas KKP juga untuk menjalankan arahan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono yang mendorong peningkatan produksi rumput laut. Menurut Menteri Trenggono, potensi rumput laut sangat besar, namun pemanfaatannya belum optimal. Karena itu, BRSDM melakukan penyiapan SDM unggul salah satunya melalui pelatihan untuk mendukung upaya peningkatan budidaya rumput laut tersebut