• 22 November 2024

Panen Seledri di Rumah Sendiri

uploads/news/2019/12/panen-seledri-di-rumah-7633172f04161b1.jpg

Menanam seledri tidak harus di dataran tinggi, tapi di dataran rendah pun bisa, apalagi di pekarangan rumah.

JAKARTA - Tanaman seledri (Apium graveolens) yang juga termasuk ke dalam keluarga Umbelliferae, merupakan tanaman yang paling sering digunakan untuk campuran masakan sop karena baunya yang khas dan nikmat. Selain digunakan untuk memasak, tanaman seledri ternyata juga dapat berfungsi sebagai obat. Caranya, dengan mengambil ekstrak dari minyak tanaman seledri itu sendiri.

Menanam seledri juga sangat menguntungkan, karena selain rasanya renyah, beraroma sedap, tanaman ini juga sangat bernilai ekonomi tinggi. Belum lagi, manfaatnya bagi kesehatan tubuh. Menanam seledri juga tidak membutuhkan lahan yang luas, bahkan sahabat tani bisa menanam di pot yang kecil sekalipun.

Biasanya, di dunia pertanian, tanaman seledri akan bertumbuh dengan baik jika ditanam di ketinggian 1.000 hingga 1.200 meter di atas permukaan laut. Walaupun disarankan untuk ditanam di dataran tinggi, tapi tanaman ini juga dapat ditanam pada dataran rendah karena tanaman seledri memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Perbedaannya, hanya pada di tingkat kematangan serta kesuburan dari tanaman seledri.

Termasuk Manin (53), warga Kampung Kapuk, Kelurahan Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, yang memilih menanam seledri di dataran rendah, tepatnya di halaman rumahnya. Pria yang juga bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) itu memberikan tips kepada sahabat tani, cara menanam seledri di pekarangan rumah.

“Pertama, rendam biji seledri dengan air hangat, suhu sekitar 50 sampai 60 derajat celsius dalam kurun waktu sekitar satu jam. Nah, jangan sampai air di dalam wadah tidak merendam semua potongan batang. Biar lebih bagus hasilnya, rendam batang seledri setengahnya saja, sekitar 3 sentimeter. Kemudian, taruh seledri di tempat atau wadah dengan pencahayaan yang baik agar suhu nya tidak terlalu panas kalau siang,” ujar Manin saat ditemui JagadTani.id di rumahnya, Selasa (17/12).

Setelah itu, tebar biji seledri dan jangan lupa untuk menutup bagian atas pada biji-biji tersebut dengan menggunakan tanah atau media tanam yang berada di bendengan. Lalu, siram tanah atau media tanam dengan menggunakan air tanah agar tetap lembab.

 “Kemudian, tebarkan biji-biji seledri, jangan lupa untuk menutup bagian atas pada biji-biji tersebut dengan menggunakan tanah atau media tanam yang berada di bendengan. Lalu siramlah tanah  atau media tanam dengan menggunakan air tanah nya tetap lembab.” Tambah Manin

“Jangan lupa, lakukan penyiraman secara rutin pagi hari dan sore harinya. Tetap diperhatikan juga, tanahnya jangan sampai terlalu basah dan terlalu kering. Tunas dari tanaman seledri pada saat ini akan muncul, dan biasanya akan muncul setelah 30 hari. Dengan tumbuhnya tiga hingga empat helai daun, lalu pindahkan ke media tanam yang lainnya,” tambahnya.

Untuk mempercepat pertumbuhan bibit, dapat diberikan pupuk daun serta pupuk dengan jenis NPK dengan dosis 10 gram/10 liter, apabila telah memasuki hari ke-20 dan 25 penanaman. Selain itu, waspadai juga terdapat berbagai jenis penyakit yang dapat menyerang tanaman seledri, seperti virus aster yellow, cercospora dan bercak septoria.

Agar tanaman tak terserang penyakit tersebut, sebaiknya dilakukan pencegahan dari awal, yaitu dengan memperhatikan pemilihan bibit yang unggul dan berkualitas sedari awal, melakukan perawatan dengan pemupukan yang baik, dan menjaga sanitasi pada kebun. Gulma atau tanaman parasit yang muncul juga perlu diperhatikan, khususnya ketika tanaman seledri sedang memasuki masa pertumbuhan.

“Biasanya dapat dipanen setelah dua sampai tiga bulan. Untuk pemanenan dari tanaman seledri ini biasanya mulai dilakukan pemanenan ketika pada bagian daun tanaman telah dianggap untuk layak dikonsumsi,” tutupnya.

Related News