Mengembalikan satwa liar dilindungi ke habitat aslinya menjadi bagian penting dalam konservasi seperti yang dilakukan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua dengan melepasliarkan 74 satwa asli Papua ke habitat alaminya di hutan sekitar Kawasan Cagar Alam (CA) Pegunungan Cycloop. Momentum tersebut berlangsung pada Selasa (2/8), di Kampung Asei Kecil, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura.
Memang kegiatan ini bukan yang pertama kali dilakukan, namun usaha besar dalam pelestarian lingkungan hingga menjaga ekosistem harus dilakukan secara berkelanjutan. Dan tentunya membutuhkan proses yang cukup panjang bila hewan yang telah dilindungi menjadi jinak dan terbiasa oleh manusia.
Kepala Seksi Perencanaan, Perlindungan, dan Pengawetan pada BBKSDA Papua, Lusiana Dyah Ratnawati, mengatakan, “Sebagian satwa yang kembali ke habitatnya hari ini merupakan barang bukti titip rawat satwa dari Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Papua, dan sebagain lagi satwa translokasi dari BBKSDA Jawa Timur.”
Ia juga menyampaikan, jenis-jenis satwa terdiri atas 3 ekor kakaktua raja (Probosciger aterrimus), 2 ekor kakatua koki (Cacatua galerita), 13 ekor kasturi kepala hitam (Lorius lory), 2 ekor cenderawasih kuning kecil (Paradisaea minor), 6 ekor nuri bayan (Eclectus roratus), 8 ekor nuri cokelat (Chalcopsitta duivenbodei). Satwa-satwa tersebut merupakan bukti titip rawat satwa dari Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Papua.
Sementara 2 ekor biawak hijau (Varanus prasinus), 2 ekor biawak ekor biru (Varanus doreanus), 19 ekor kadal panana/kadal lidah biru (Tiliqua scincoides), 3 ekor boa pohon papua (Candoia carinata), dan 14 ekor sanca hijau (Morelia viridis), merupakan satwa-satwa translokasi dari BBKSDA Jawa Timur.
Lusiana menambahkan, semua satwa telah menjalani masa habituasi di kandang transit satwa Buper Waena, dan dinyatakan dalam kondisi sehat dan berperilaku alami sehingga siap dipulangkan ke habitat alaminya.
Pada kesempatan yang sama, Plt. Kepala BBKSDA Papua, Abdul Azis Bakry, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Papua yang sudah membantu menyelamatkan satwa negara dan juga semua pihak yang telah terlibat dalam upaya melestarikan satwa liar milik negara.
“Sebenarnya saya prihatin dengan adanya satwa-satwa yang hari ini dipulangkan ke alam dalam jumlah yang cukup banyak. Mengapa? Dilihat dari asal satwa, yang merupakan barang bukti titip rawat Ditreskrimsus Polda Papua dan translokasi dari BBKSDA Jatim, artinya masih terjadi tindak ilegal satwa liar dari Papua. Maka, pada kesempatan ini saya mengimbau semua pihak, stop perburuan dan perdagangan satwa liar asli Papua. Ini penting, karena tindak ilegal satwa liar sangat besar konsekuensi dan kerugiannya. Mari kita jaga satwa liar Papua sebelum menjadi kenangan.” Demikian ungkap Azis