• 23 November 2024

Ackee, Buah Mematikan Kebanggaan Jamaika

uploads/news/2019/12/ackee-buah-mematikan-kebanggaan-78049fd803e12a8.jpg

Selain mematikan, buah ackee juga memiliki manfaat.

JAKARTA - Buah dengan nama latin (Blighia sapida) ini mungkin jarang sahabat tani dengar. Namanya Ackee, biasanya tanaman ini dapat ditemukan secara alamiah di daerah Afrika Barat dan kepulauan Karibia. Amerika Serikat sendiri sudah lama melarang buah ini masuk ke negaranya atas faktor waspada. Kewaspadaan itu timbul karena Ackee mengandung racun yang sangat mematikan ketika dikonsumsi dalam keadaan mentah.

Melansir CNN, pemimpin investigasi kesehatan India di Muzaffarpur, dr. Padmini Srikantiah mengatakan, ackee mentah mengandung racun yang sama dengan leci yaitu hypoglycin. Warga Jamaika dan Afrika Barat tahu betul mengenai racun ini. Menurut penelitian, bagian paling beracun pada buah ini terdapat di biji buahnya karena mengandung kandungan cyclopropyl amino acid hypoglycin dan metabolite methylenecylopropylacetic acid yang sangat berbahaya bagi tubuh.

Ackee sendiri berasal dari Afrika Barat, salah satunya Ghana. Nama buah ini juga diambil dari bahasa Akan dari Ghana. Pada abad ke-18, ackee terbawa ke Samudera Atlantika lalu masuk ke Jamaika. Kasus keracunan buah ackee pertama kali terjadi pada 1875. Lalu pada 1954, seorang peneliti bernama Hassal menemukan adanya kandungan beracun dari buah itu, yang kemudian diberi nama Hypoglycin A dan Hypoglycin B. Pada hypoglycin A, terdapat asam amino propionat, sedangkan hypoglycin B merupakan turunan dari hypoglycin A. Hypoglycin B bersifat lebih jinak dibanding hypoglycin A, kedua zat ini juga memiliki efek untuk menurunkan gula darah.

Kandungan hypoglycin A pada ackee yang belum matang juga terhitung sangat tinggi sekitar 20 kali lebih banyak dari pada ackee yang sudah matang. Hypoglycin A lalu dimetabolisme tubuh menjadi asam asetat siklopropil metilen, yang dapat menghambat dehidrogenase butiril KoA dan oksidasi asam lemak rantai panjang. Hambatan itu menyebabkan menurunnya salah satu produksi energi (NADH: nicotinamide adenine dinucleotide), dan asetil koA. Penurunan energi ini lalu mengganggu proses pembentukan glukosa di dalam tubuh, sehingga kadar glukosa menurun drastis akibat keracunan hypoglycin.

Baca juga: Legenda Durian "Si Gundul"

Keracunan ackee atau juga dikenal “sindrom mual muntah Jamaika” akan muncul setelah 2-6 jam setelah mengkonsumsi buah pertama. Keracunan buah ini akan disertai munculnya mual muntah yang muncul secara mendadak dan disertai rasa sakit pada hulu hati. Mual muntah mendadak juga bisa disertai dengan gejala pernapasan cepat, jantung berdebar, sakit kepala, seluruh tubuh melemas, menurunnya sensasi sensorik tubuh, perubahan status mental, hingga keringat berlebihan.

Setelah kurang lebih 18 jam, gejala mual muntah yang kedua bisa muncul. Jika tidak segera diberikan pengobatan, gejala dapat memburuk hingga menyebabkan kejang, koma, hingga kematian. Anak-anak biasanya paling sering keracunan, khususnya mereka yang menderita malnutrisi, karena tidak bisa menyimpan gula karena terhambat racun. Profesor neurologi dan ilmu kesehatan kerja di Universitas Ilmu Pengetahun dan Kesehatan Oregon, Peter Spencer memperkirakan, hal ini berhubungan dengan massa tubuh, artinya anak-anak hanya diperbolehkan makan dalam porsi lebih sedikit.

“Secara umum, anda lihat anak-anak yang tidak tahu buah yang mentah bisa berbahaya,” ujar Padmini.

Sedangkan untuk penanganan keracunan karena buah ackee, sahabat tani harus mengutamakan untuk mengembalikan kadar gula darah ke batas normal. Selain itu, obati setiap gejala yang muncul, seperti memberikan dosis obat anti mual muntah dan obat anti kejang jika pasien mengalami kejang. Selain itu, berikan obat utama yaitu antidot activated charcoal, yang dapat menarik racun dari pembuluh darah kapiler.

“Hal ini sudah umum di Jamaika jika anak anda makan ackee mentah. Sebaiknya bawa dia ke rumah sakit atau beri dia sesendok gula untuk menaikkan glukosa,” ujar Peter Spencer.

Dapat Menurunkan Demam

Meski demikian, buah ini rupanya memiliki beberapa manfaat bagi tubuh ketika mengkonsumsi ackee jika mengikuti petunjuk yang ada. Banyak yang percaya jika ackee dapat mengobati masuk angin, demam, meringankan konjungtivitis atau mata merah, disentri, epilepsi, sakit kepala, hingga edema atau pembengkakan pada anggota tubuh.

Meski demikian, belum ada penelitian lebih lanjut mengenai seberapa efektif ackee sebagai suplemen bagi tubuh. Sedangkan untuk dosis penggunaan juga belum ada penelitian lebih lanjut yang dapat menjadi petunjuk mengenai seberapa banyak buah ackee yang boleh dikonsumsi.

Baca juga: Manisnya Kelapa Kopyor Kultur Jaringan

Meski demikian, warga Jamaika menjadikan ackee sebagai menu sarapan bernama ackee and saltfish. Untuk membuat menu ini, akcee yang sudah matang harus direbus. Setelah itu, buahnya akan ditumis dengan ikan cod, tomat, dan bawang. Konon, menu ini merupakan sarapan untuk para budak di zaman dulu.

Untuk mengkonsumsi buah ini, pastikan buahnya sudah matang dari pohon. Buah yang sudah matang akan berwarna oranye kemerahan dan secara otomatis akan buah ini akan membuka kulitnya secara alami. Ackee yang sudah matang akan terbuka dan memperlihatkan tiga biji hitam yang ada di dalamnya.

Di belakang biji buah, terdapat arilus atau salut biji yang berwarna kuning mudah. Nah, arilus itulah yang bisa dimakan, namun bersihkan terlebih dahulu, lalu dicuci, dan direbus selama lima menit. Selain itu, daun dan dahan dari tanaman ackee juga dapat dijadikan sebagai bahan pembuat teh herbal. Pembuatan teh dari bagian tanaman ackee juga dipercaya oleh warga lokal dapat memberikan efek positif bagi sahabat tani yang mengalami gangguan asma.

Related News