• 25 November 2024

Cara Jantanisasi Ikan Nila

uploads/news/2022/08/cara-jantanisasi-ikan-nila-27360b1d11b7fcd.jpg

BOGOR - Pelbagai teknologi dalam bidang perikanan terus dikembangkan sampai saat ini. Salah satunya adalah jantanisasi (sex reversal) ikan nila. Fajar Maulana, dosen IPB University dari Departemen Budidaya Perairan (BDP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) menjelaskan, sex reversal dilakukan untuk jantanisasi terhadap ikan nila sehingga dapat mempercepat pertumbuhan serta menekan biaya pakan.

Lanjutnya, dimorfisme seksual ikan nila, khususnya jantan lebih cepat tumbuh daripada nila betina. Kelamin ikan nila masih dapat berubah hingga umur 40 hari sehingga dapat diarahkan menjadi jantan.

Fajar memaparkan hal tersebut dalam pelatihan cara jantanisasi ikan nila bagian program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Himpunan Mahasiswa Akuakultur (Himakua) IPB University melakukan pendampingan kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) dan masyarakat Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, Bogor, Jawa Barat, pada Jumat (26/8) lalu.

Dalam kesempatan itu, Fajar sebagai narasumber mengatakan, tujuan pelatihan ini yaitu untuk berbagi ilmu dan berdiskusi untuk meningkatkan pendapatan dan usaha dalam bidang budidaya, terutama ikan nila. Harapannya masyarakat Desa Purwasari mendapatkan pengetahuan dari kegiatan ini.

Pelatihan sex reversal menggunakan hormon Metil Testosteron (MT) dengan efektivitas keberhasilan sebesar 90-95 persen. Penggunaan MT dapat dicampur dengan pakan maupun perendaman selama 4-8 jam. Dengan takaran 5,5 gram per liter MT dapat dipakai untuk 10.000 larva ikan dicampur 5 liter air, ungkap Fajar.

Sementara itu, Ketua PPK Ormawa Himakua, Bintang Lazuardi menjelaskan, pelatihan ini melibatkan warga desa secara langsung, sehingga masing-masing mereka dapat mencobanya sendiri mulai dari penimbangan bahan, perendaman larva hingga penyemprotan pakan.

Kegiatan yang diikuti tak kurang dari dua puluh warga Desa Purwasari ini direspon dengan baik dan partisipasi masyarakat aktif dalam kegiatan diskusi. Masyarakat mengeluhkan terkait budidaya ikan nila di sini yang memerlukan biaya yang besar serta waktu pembesaran yang terlalu lama.

"Kami, warga Desa Purwasari, khususnya RT 1 hingga RT 7 ingin mendapatkan pendapatan tambahan dan lebih produktif. Sumber air deras yang belum termanfaatkan secara optimal dan adanya sumber daya manusia (SDM) yang melimpah. Harapannya program mahasiswa IPB University ini tidak berhenti sampai kegiatan selesai tapi juga berkelanjutan," jelas Sarnata, Ketua RW Desa Purwasari.

Related News