• 25 April 2024

Mengenal Ubi Ratu Asal Desa Purwasari

JAGADTANI - Ubi Ratu adalah salah satu komoditas pertanian di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Ubi asal Desa Purwasari ini terkenal dengan cita rasa manis dan masa tanam hingga panen yang singkat.

Kepala Desa Purwasari Yusuf Mustofa mengatakan, Ubi Ratu yang dibudidayakan di wilayahnya sudah dijual ke luar negeri. Banyaknya permintaan pasar dari luar negeri dikarenakan Ubi Ratu memiliki rasa yang khas yakni lebih manis dan harga yang murah.

"Ubi Ratu dijual sampai Negara Jepang dan Eropa. Satu kilo Ubi Ratu dijual dengan harga Rp 6 ribu," kata Yusuf, Kamis (8/9). Dinamai Ubi Ratu, karena Bupatinya perempuan dan ditanamnya di Kampung Rahong Situ Ucal.

Ia mengatakan, Ubi Ratu ini bisa dikembangkan oleh para petani yang ada di Kabupaten Bogor. Tanaman bernama latin Ipomoea batatas ini masa panennya cukup singkat hanya tiga bulan dan hasilnya memuaskan.

Ubi Ratu bisa ditanam di semua wilayah dan hal terpenting Ubi Ratu hanya diberikan pupuk organik cair. Intinya, untuk mengembangkan bibit Ubi Ratu sangat mudah dan tidak rumit. "Sekali panen satu hektare bisa mencapai 12 ton Ubi Ratu," ujarnya.

Di Desa Purwasari sendiri terdapat lima hektare yang ditanami Ubi Ratu. Selain itu, Ubi Ratu sudah dikembangkan di wilayah lain di Kabupaten Bogor, seperti Kecamatan Tamansari, Tenjolaya, Kecamatan Ciampea.

"Ubi Ratu juga bisa untuk makanan terapi, bisa dibuat mie dan kripik. Kita berharap Ubi Ratu Purwasari bisa membantu perekonomian para petani yang ada di Kabupaten Bogor," kata Yusuf.

Rencananya, Ubi Ratu asal Desa Purwasari akan diuji sertifikasi oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB). Jika lolos uji sertifikasi, Ubi Ratu bakal menjadi ikon asal Kabupaten Bogor.

Bidang Perencanaan Suberdaya Bappedalitbang Kabupaten Bogor, Endi Rohendi mengungkapkan pihaknya awalnya mendapatkan kiriman video yang memperkenal Ubi Ratu dari Desa Purwasari.

Dilihat dari kontennya, dari sisi harga jual Ubi Ratu lebih murah dari ubi sejenisnya. Lalu, untuk masa tanam sampai panen lebih cepat yakni tiga bulan. Sementara ubi yang lain bisa empat sampai lima bulan. Hal tersebut menjadikan sebuah keunggulan tersendiri.

Mendapati hal tersebut, Bappedalitbang pun ingin melihat secara langsung di lapangan sehingga berkunjung ke Desa Purwasari. Pihaknya akan berkejasama dengan Dinas Ketahanan Pangan Kulitkultura Kabupaten Bogor untuk menindak lanjuti Ubi Ratu. Nantinya, Ubi Ratu ini akan dibawa ke BPSB.

Menurut Endi, ketika dilihat dari fisiknya, memang sama dengan Ubi Cilembu asal Sumedang. Namun menurut keterangan Kades Purwasari, Ubi Cilembu ketika dibakar dagingnya lebih banyak menempel di kulit. Sedangkan kulit Ubi Ratu lebih tipis dan rasa manisnya lebih dari Ubi Cilembu. Namun, semuanya itu harus dibuktikan dulu lewat setifikasi di BPSB.

"Jika sudah lolos uji sertifikasi di BPSB, tentunya bisa dipatenkan menjadi ubi khas Purwasari. Selain itu, banyak petani di kecamatan-kecamatan yang menanam ubi jalar, itu bisa diganti menjadi Ubi Ratu," tandasnya.

Related News