• 25 April 2024

Petani Klaten Gelar Ritual Sedekah Bumi

Jagadtani - Petani di Dusun Kerron, Desa Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah melakukan ritual pengendalian hama di area persawahan setempat, Sabtu (24/9/2022). Kegiatan yang digelar Sanggar Rojolele ini selain memeriahkan Hari Tani Nasional juga untuk menyambut Festival Mbok Sri Mulih #5 yang akan dilaksanakan pada 29-30 Oktober 2022.

Ketua Pelaksana dan Pendiri Sanggar Rojolele, Eksan Hartanto, mengatakan, ritual pengendalian hama ini meliputi Laku Nabrak Omo, Laku Guwangan, dan sedekah bumi yang syarat simbol memperbaiki hubungan antara manusia dengan alam.

Laku Nabrak Omo adalah sebuah upaya untuk mengendalikan hama dengan cara menebar uborampe garam dan abu di sawah. Garam digunakan sebagai pupuk alami yang juga berkhasiat untuk menetralkan keasaman tanah.

Sementara abu atau awu ditebar sebagai kompos yang juga dipercaya bisa melindungi sawah dari serangan hama pengganggu tanaman, dalam hal ini wereng.

Sedangkan Laku Guwangan merupakan laku sedekah para petani bagi alam semesta dengan peletakkan uborampe sesaji gecok, diiringi musik Ganjuran, sebagai ikhtiar agar petani dijauhkan dari serangan hama di musim tanam selanjutnya.

Ritual ditutup dengan Andum Sego Bancakan yang disantap bersama oleh seluruh peserta acara sebagai simpul yang menguatkan hubungan antarmanusia.

"Pada Musim Tanam ke-2 (MT 2) tahun ini, sawah petani-petani Delanggu mengalami serangan hama wereng. Diprediksi produktivitas hasil panen MT 2 merosot hingga 60%. Melalui kegiatan sedekah bumi ini diharapkan tanaman padi bebas dari hama dan hasil panen meningkat," ujarnya.

Penyelenggaraan ritual pengendalian hama atau Pra-Festival Mbok Sri Mulih 2022 ini melibatkan seluruh elemen masyarakat Desa Delanggu mulai dari persiapan hingga pelaksanaan acara. Festival ini sekaligus untuk melestarikan tradisi gotong royong.

“Indikator keberhasilan acara ini adalah keterlibatan masyarakat, khususnya petani, karena tujuan festival ini adalah untuk mengukuhkan identitas agraris Desa Delanggu lewat penguatan laku guyub dan gotong-royong masyarakatnya," ujarnya.

Pra-Festival Mbok Sri Mulih #5 juga melibatkan grup-grup kesenian masyarakat setempat, yaitu Sanggar Semoyo Endo, Karawitan Bocah Ngesti Rahayu dan Keroncong Laras Tani dan Keroncong Sor Jeruk dari Delanggu.

Acara ditutup dengan pemutaran layar tancap film Silat Tani dari Ekspedisi Indonesia Baru, sebuah Karya film dokumenter yang bercerita tentang pergulatan petani di pulau Jawa. Film ini sangat relevan dengan permasalahan yang dihadapi oleh para petani di Delanggu.

“Tujuan gelaran pra-festival ini adalah untuk menetralisir kedukaan petani sebab sawah-sawah terserang hama wereng, sebagai ikhtiar introspeksi diri, sebelum akhirnya kami siap merayakan gebyar pesta tani pada tanggal 29-30 Oktober nanti," imbuh Eksan Hartanto.

Related News