Manfaat Eco Enzyme untuk Tanaman
JAGADTANI - Bahan konsumsi rumah tangga, seperti sayuran dan buah-buahan yang tak termakan jangan hanya menjadi tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS). Bahan-bahan ini dapat diolah menjadi cairan organik untuk desinfektan ataupun penyubur tanaman.
Bidang Pendidikan dan Latihan Eco Enzyme Nusantara wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek), Novita Mahanani mengatakan, eco enzyme yang dibuat merupakan cairan hasil dari fermentasi dari bahan organik buah-buahan ataupun sayuran yang dalam kondisi baik dan tidak busuk, namun tidak dikonsumsi.
"Misalkan ada pepaya yang sudah bonyok nih kita enggak makan, tapi belum busuk itu kita pakai, bekas potongan sayur batangnya yang keras atau akarnya kan tidak kita konsumsi biasanya dibuang, nah itu kita gunakan untuk bahan organik cairan organik eco enzyme ini," kata Novita, Sabtu (24/9).
Dijelaskan, pembuatan cairan organik ini terbilang cukup mudah. Contohnya, bahan organik yang terkumpul tiga kilogram dimasukkan dalam air 10 liter kemudian diberi gula merah atau molase.
Setelah itu tahapan itu, lanjutnya, proses fermentasi selama 90 hari atau tiga bulan. Kata Novita, semua bahan yang dicampur akan melakukan seleksi bakteri asam laktat yang didalamnya mengandung eco enzyme.
Sehingga dalam proses fermentasi itu bahan yang sudah disatukan akan dicerna untuk menghancurkan kadar lemak, protein dan karbohidrat. Berbeda dengan tumpukan sampah yang bisa menghasilkan gas metamin yang berbahaya, kata Novita, eco enzyme ini bisa menghasilkan ozon yang bermanfaat untuk bumi.
"Selain menghasilkan zat yang bermanfaat bagi kesuburan tanaman ini pun akan menghasilkan ozon. Kita tahu lapisan ozon kita sudah bolong nih. Nah dengan kita membuat eco enzyme sehingga membantu menghasilkan ozon lebih banyak di dalam udara kita," katanya.
Komunitas Eco Enzyme Nusantara melaksanakan sosialisasi dan penggunaan cairan organik dari sisa sayur dan buah untuk desinfektan ataupun penyubur tanaman di area pembibitan di Taman Heulang, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat.
Novita juga berharap dengan adanya gerakan ini masyarakat bisa ikut melakukan pemilahan sisa sayur, buah atau bahan organik yang kemudian diolah untuk menghasilkan cairan organik yang bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menyatakan pihaknya mendukung berbagai upaya pengelolaan sampah untuk bumi yang lestari agar tidak hanya menjadi tumpukan sampah di TPAS. Hal ini disampaikan Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim yang didampingi Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Bogor Rr. Juniarti Estiningsih.
Dalam kesempatan itu, Dedie bersama Eco Enzyme Nusantara melakukan sosialisasi kepada pengunjung taman tentang cara pembuatan cairan organik eco enzyme zero waste termasuk penggunaanya serta manfaat untuk tanaman, lingkungan dan bumi yang lestari.
"Ya jadi kan kalau kita lihat sumber bahan baku eco enzyme ini kan dari sisa sayur dan buah yang selama ini kita tidak manfaatkan dan ternyata melalui program Eco Enzyme ini manfaatnya," kata Dedie.
Dari apa yang dijelaskan oleh Eco Enzyme Nusantara, kata Dedie, kesuburan tanaman buah atau bunga bisa meningkat, sehingga bisa lebih meningkatkan produksi. Melihat manfaat tersebut, ia berharap eco enzyme juga bisa memiliki manfaat bagi tanaman di lokasi pembibitan atau tanaman-tanaman di Kota Bogor, sehingga bisa lebih subur dan tahan lama.
"Dan yang terpenting dengan pemanfaatan sisa makanan ini bisa mengurangi tingkat volume sampah yang selama ini yang dibuang ke TPAS kita, sehingga dengan pemanfaatan di hulu ini jumlah sampah di hilir berkurang. Jadi beban TPAS akan berkurang," katanya.
Namun Dedie memberikan catatan apabila program ini ingin berhasil, maka harus menjadi gerakan massal atau serentak yang juga diikuti oleh seluruh masyarakat. Kedepan ia juga akan meminta Perumda Pasar Pakuan Jaya agar juga memberikan kontribusi bagi perbaikan lingkungan dengan melakukan pengolahan sampah yang dihasilkan dari pasar-pasar. "Jadi hasilnya adalah kita melestarikan alam menuju green city," tandasnya.