Cabai Rawit Parigi Tembus Luar Daerah
Jagadtani - Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) merupakan salah satu daerah agraris di Sulawesi Tengah (Sulteng), sehingga tidak salah jika sektor pertanian memegang peranan penting dalam roda perekonomian di daerah tersebut. Cabai rawit sebagai salah satu komoditi andalan daerah Parigi dengan hasil panen mencapai 20 ton lebih telah berhasil menembus pasar di luar daerah.
Produksi melimpah tentu tidak terlepas dari peran petani yang terus berupaya menambah luasan tanam serta jumlah panen. Begitu juga dengan menjaga produktivitas agar nilai jual lebih meningkat seperti yang dilakukan petani dari Desa Tovalo, Kecamatan Kasimbar, Kabupaten Parimo. Para petani di desa tersebut telah menghasilkan sebanyak 23 Ton cabe rawit setiap minggunya.
Kepala Desa Tovalo, Ali Topan, menjelaskan bahwa sebanyak 20 persen petani di Desa Tovalo merupakan petani cabai rawit. Setiap petani, secara rutin bisa menghasilkan 300 hingga 500 kilo gram per minggunya. "Jika digabungkan, maka hasil panen cabe perminggunya di desa ini mencapai 23 ton cabe rawit perminggu," terangnya Selasa (4/10/2022).
Ia menjelaskan, terdapat tiga jenis cabe rawit yang difokuskan oleh petani Desa Tovalo, seperti pacalang, surabaya dan lokal dengan harga yang bervariasi. Harga jualnya pun tidak main-main karena cukup tinggi. Cabai merah surabaya menjadi yang termahal karena bisa mencapai Rp60 ribu hingga Rp80 ribu per kilogram.Sementara cabai lokal dan pacalang bisa harga Rp10 ribu hingga Rp30 ribu per kilogram.
"Untuk pemasaran hasil panen kami memasarkan ke beberapa daerah diantaranya, Kota Gorontalo, Kalimantan bahkan dikirim langsung ke Surabaya," sebutnya.
Tentunya dengan produktivitas masyarakat petani di desanya, sebagai pemerintah desa, Ali tentu akan terus mendukung dan membantu masyarakat khusunya para petani dalam pengembangan usaha pertanian yang digeluti oleh masyarakat. "Kami tetap berupaya, agar petani bisa mendiri dan tentunya dapat menaikkan taraf ekonomi keluarga," pungkasnya.