Menunjang Ketahanan Pangan Melalui Kampung Rambutan
JAGADTANI - Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor bersama PT Astra International Tbk - Daihatsu membentuk kampung tematik berbasis pertanian diberinama Kampung Rambutan.
Kampung Rambutan berada di Kampung Binaan Astra Daihatsu, pengembangan empat pilar di wilayah Kelurahan Curug, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat. Kerja sama ini didukung Astra International Tbk - Daihatsu dengan memberikan 500 bibit pohon rambutan.
Peluncuran Kampung Rambutan ditandai dengan penanaman bibit pohon rambutan oleh Wali Kota Bogor Bima Arya, Regional Head DKI 2 Astra International Budhy Lau dan Kepala DKPP Anas S Rasmana serta sejumlah pejabat lain di lingkungan Pemkot Bogor, pada Selasa (11/10).
Dalam kesempatan ini, Wali Kota Bogor, Bima Arya berpesan agar pengembangan kampung tematik tidak menjadi euforia sesaat, tapi keberadaan kampung tematik ini harus bisa memberikan banyak manfaat bagi warga.
"Iya jadi semua harus lebih sejahtera, lebih cerdas, lebih berdaya semuanya. Itu ibu-ibu makanya saya senang kalau ibu-ibu, camat, lurah, dinas bisa berkolaborasi, bekerjasama dalam pengembangan empat pilar kesehatan, pendidikan, UMKM dan lingkungan ini luar biasa," katanya.
Bima Arya juga berharap dengan adanya kegiatan dari Astra ini bisa membantu mendorong dan mengembangkan potensi yang ada di wilayah. "Saya berharap betul tidak euforia sesaat dan astra bisa membuat ibu-ibu ini mendapatkan berkah, Insya Allah. Disini ada urban farming, KWT (kelompok wanita tani)-nya harus terus didorong lagi. Disini juga ada peternakan ayam arab, mudah-mudahan produktivitasnya bisa ditingkatkan," ujarnya.
Sementara Regional Head DKI 2 Astra International, Budhy Lau mengatakan, ada dua jenis rambutan yang diberikan yakni rambutan rapiah dan rambutan binjai. Pemilihan pohon rambutan ini merupakan inisiasi dari DKPP yang mengetahui potensi yang ada di wilayah.
"Jadi kita buat ini untuk mendukung pemerintah mencapai target pembangunan berkelanjutan. Kalau dari kita memang balik lagi kepada potensi yang ada di masyarakat. Jadi kalau di sini potensi lebih ke lingkungan yang diperlukan adalah tanaman. Kemudian kita koordinasi dengan DKPP dan diberikan saran untuk kampung tematik rambutan," ujarnya.
Pengembangan lingkungan ini merupakan bagian dari konsep empat pilar yang digagas oleh Astra International Tbk - Daihatsu yang bertujuan mendukung kegiatan urban farming melalui tanaman buah untuk menunjang ketahanan pangan dan intervensi gizi masyarakat, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan.
Di tempat yang sama, Kepala DKPP Kota Bogor, Anas S. Rasmana menyampaikan, peluncuran Kampung Rambutan merupakan semangat untuk terus menjadikan wilayah sebagai pusat produk pertanian tanaman buah yang dibentuk melalui kampung tematik.
Saat ini, Kota Bogor tercatat memiliki lima kampung tematik berbasis pertanian, antara lain Kampung Beas di Kelurahan Mulyaharja, Kampung Pala di Kelurahan Muarasari, Kampung Alpukat di Kelurahan Pamoyanan, Kampung Manggis di Kelurahan Situ Gede dan Kampung Durian di Kelurahan Rancamaya.
DKPP dengan dukungan dari Astra yang memberikan 500 bibit pohon rambutan ini akan menambah juga dengan 1.000 bibit pohon rambutan kedepannya. Imbuh Anas menjelaskan, pemilihan Kelurahan Curug sebagai Kampung Rambutan tidak terlepas dari keberadaan potensi tanaman rambutan yang ditanam oleh warga sehingga pihaknya berinisiasi melakukan pengembangan.
"Di Curug itu memang ada beberapa warga yang menanam rambutan dan setelah dilakukan pengecekan dari tim penyuluh juga tanah di situ bagus untuk rambutan. Disebut Kampung Rambutan itu jadi penanamannya tidak di kebun kosong, tapi ada di sisi jalan, di halaman, pekarangan rumah dan sebagainya," paparnya.
Oleh karenanya, setelah penanaman ini selanjutnya bibit pohon rambutan akan dibagikan kepada warga secara by name by adress untuk ditanam dan akan dilakukan pembinaan secara berkala oleh DKPP. "Jadi nanti teknis penanamannya pendampingan dari kita, kemudian pemupukan, vitamin, dan penyuluhan dari serangan hama penyakit," kata Anas.
Dengan bertambahnya kampung tematik ini, Anas juga mengharapkan Kota Bogor semakin kuat dalam ketahanan pangan di tengah keterbatasan lahan yang ada. Karena, Kota Bogor melalui DKPP pada bidang pertanian dan ketahanan pangan memiliki slogan 'Emas Cokelat' yang bermakna warga bisa mencari uang tanpa harus membangun gedung.
"Caranya adalah dengan menanam sehingga menumbuhkan agrowisata yang juga untuk pengembangan UMKM tanpa harus merubah tanah atau keadaan asli alamnya sehingga nature alam itu tidak diubah, tapi bisa memberikan penghasilan bagi warga," ujarnya.
Dari sisi ekonomi berkelanjutan, tanaman rambutan ini memiliki usia yang panjang dari sisi produktivitas. Seperti dikemukakan Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura serta Penyuluhan DKPP Kota Bogor, Dian Herdiawan, pohon rambutan memerlukan waktu dua hingga empat tahun untuk bisa berbuah tergantung dari usia dan ukuran bibit yang ditanam.
Untuk perawatan pohon rambutan ini, terang Dian, bisa dibilang tidak begitu sulit. Namun demikian yang perlu diperhatikan dalam perawatan bibit rambutan adalah media tanam dan penyiraman.
"Intinya pohon rambutan harus dirawat dengan disiram sekali sehari dan sebaiknya di sore hari serta diberi pupuk. Sebelum ditanam sebaiknya lubangnya diberi pupuk kandang dan dolomit terlebih dahulu," katanya.
Dijelaskan, usia pohon rambutan sendiri bisa mencapai hingga 30 tahun sehingga bisa menjadi tabungan bagi warga ketika panen. "Pemeliharaanya itu sekitar dua tahun setelah tanam berbuah serta umumnya berbuah satu kali setahun dan biasanya mulai di bulan November," tandasnya.