KKP Gandeng KALOG Distribusikan Panen Ikan
Distribusi hasil panen kerap menjadi kendala, termasuk bagi para nelayan hingga pembudidaya ikan. Bukan karena tidak ada transportasi yang mumpuni, tetapi waktu tempuh pengiriman sebagai kendala utamanya. Untuk mengatasi tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) Logistik demi mempermudah distribusi hasil perikanan via moda kereta api. Melalui kerja sama ini diharapkan distribusi produk hasil perikanan dapat sampai tepat waktu dan terjaga mutunya.
Komitmen kerja sama tersebut dituangkan dalam penandatanganan perjanjian kerja sama antara Sekretaris Jenderal (Sekjen) KKP, Antam Novambar dan Direktur Utama (Dirut) PT KAI Logistik, TLN Ahmad Malik Syah di Stasiun Kalimas Surabaya, bersamaan dengan kegiatan peluncuran logistik perikanan menggunakan moda kereta api untuk wilayah Jawa.
“Bahwa salah satu jenis transportasi pendukung distribusi adalah moda kereta api. Mengapa? karena PT KAI dapat dipercaya, tidak pernah telat. Selanjutnya saya mengajak para pelaku usaha di jasa logistik dapat bersinergi dalam mendukung logistik perikanan," ujar Antam dalam sambutannya di Surabaya, Rabu (12/10/2022).
Dalam peluncuran logistik perikanan, sebanyak 40 TEUs atau sekitar 600 ton produk perikanan akan dikirim dari Stasiun Kalimas Surabaya menuju Stasiun Kampung Bandan di Jakarta sebelum nantinya didistribusikan ke gudang beku atau unit pengolahan ikan (UPI).
“Ikan ini potensinya luar biasa, harus kita manfaatkan untuk pemenuhan protein kita. Dengan adanya potensi yang melimpah ini bayangkan berapa gerbong itu bisa kita gunakan. Mudah-mudahan selanjutnya nanti kereta logistik berangkat dari sini, menuju Jakarta langsung Tanjung Priok kemudian naik lagi ke kapal (setelah diolah di UPI) untuk ekspor," harap Antam.
Senada, Plt Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Ishartini mengungkapkan pemilihan Stasiun Kalimas sebagai pilot project lantaran terhubung dengan Pelabuhan Tanjung Perak. Tercatat, sebanyak 109,46 ribu ton komoditas perikanan yang berasal dari Timika, Tarakan, Makasar Ambon, Bitung, Kendari, Dobo, dan wilayah Indonesia Timur lainnya masuk ke Pelabuhan Tanjung Perak selama tahun 2021.
"Ini jumlah yang besar dan kerjasama dengan KAI Logistik ini kita mengedepankan prinsip tepat waktu, tepat kualitas, tepat kuantitas, tepat lokasi dalam upaya pendistribusian ikan," ujar Ishartini.
Tak hanya itu, Ishartini juga menyebut hasil perikanan termasuk sebagai komoditas yang mudah rusak. Karenanya, diperlukan penanganan yang tepat dan cepat guna meminimalisir risiko tersebut.
"Kita tahu bahwa kereta api merupakan moda transportasi yang memiliki perjalanan terjadwal, jaminan keamanan, kecepatan waktu, dan kapasitas daya angkut yang maksimal. Semua ini jadi pertimbangan kami untuk memperkuat kerjasama ini," tuturnya.
Sementara Dirut PT KAI Logistik, TLN Ahmad Malik Syah, mengapresiasi langkah kolaboratif dengan KKP. Sebagai bentuk komitmen, perusahaan BUMN ini juga telah menyiapkan pengangkutan dengan kontainer berpendingin dengan kapasitas 20 feet dan 40 feet. Selain itu, fasilitas tersebut juga dilengkapi dengan ketersediaan supply electricity plugging guna memastikan ketahanan suhu dan memastikan kualitas produk dalam kontainer berpendingin.
"Dengan hadirnya pilihan moda kereta api ini, kami berharap penggiat UMKM produk perikanan dan kelautan ataupun nelayan dapat mempertahankan mutu dan meningkatkan daya jual disamping mendorong ekonomi yang berkelanjutan yang berdampak pada sektor ekonomi dan sosial," tutur Malik.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengembangkan 5 koridor sistem logistik ikan nasional (SLIN) sebagai upaya meningkatkan pemanfaatan sumber daya ikan untuk kesejahteraan masyarakat. Kelima koridor logistik ikan nasional yang dikembangkan adalah koridor Kendari-Jawa, koridor Mimika-Jawa, koridor Ambon-Jawa, koridor Bitung-Jawa, dan koridor Makassar-Jawa.