• 22 November 2024

Kulit Kopi untuk Pakan Ternak

uploads/news/2019/12/kulit-kopi-untuk-pakan-360116e4085ed54.jpg

JAKARTA - Kopi merupakan salah satu komoditas yang sangat menjanjikan, ini karena kopi Indonesia sudah terkenal di seluruh dunia. Bahkan, menurut Gabungan Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI), pada Agustus 2019, angka ekspor kopi mencapai 204.000 ton kopi biji dan impor sebesar 24.000 ton kopi biji. Angka itu turun dibanding pada 2018 yang mengekspor 278.000 ton kopi biji dan mengimpor 104.000 ton kopi biji. Walau turun pada 2019, namun menurut GAEKI, hal itu disebabkan naiknya konsumsi kopi di dalam negeri.

“Jadi harga pembelian dalam negeri ini lebih tinggi dibandingkan pembelian luar negeri, ini sebenarnya kabar baik untuk para petani kopi,” kata Ketua GAEKI, Hutama Sugandhi, melansir Kompas belum lama ini.

Baca juga: Tujuh Pakan Terbaik untuk Kelinci

Di Indonesia sendiri, perkebunan kopi terdiri dari perkebunan rakyat dan perkebunan industri. Sedangkan di Kepulauan Bangka Belitung, menurut Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Bangka Belitung, perkebunan kopi relatif masih kecil, namun memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Dengan makin berkembangnya pengolahan kopi baik skala kecil atau skala industri, tentunya akan menghasilkan hasil sampingan dari pengolahan kopi tersebut, yaitu limbah kulit kopi.

Menurut keterangan Balitbangtan Babel, dari pengolahan tersebut akan menghasilkan ± 65% biji kopi dan ± 35% limbah kulit kopi yang mana limbah kulit kopi tersebut masih bisa dimanfaatkan salah satunya menjadi alternatif pakan ternak. Kandungan dalam kulit kopi sendiri memiliki kandungan nutrisi sebagai berikut CP 9,94%; SK 18,17%; Lemak 1,97%; Abu 11,28%; Ca 0,68%; P 0,20%; GE 3306 Kkal; dan TDN 50,6% (Budiari, 2009).

“Untuk dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak sebaiknya limbah kulit kopi difermentasi terlebih dahulu untuk meningkatkan kandungan nutrisinya,” tulis Balitbangtan Babel dalam keterangannya belum lama ini.

Fermentasi kulit kopi biasanya menggunakan larutan Aspergillus Niger. Cara pembuatannya yaitu dengan mencampurkan air dengan gula pasir, NPK, urea, dan Aspergillus Niger, kemudian campuran  tersebut diinkubasi dan diaerasi selama 24-36 jam dan larutan tersebut siap digunakan. Kemudian, limbah kulit kopi dicampur dengan larutan tersebut dengan membuat lapisan-lapisan campuran tersebut dan letakkan di tempat yang teduh dari hujan dan sinar matahari langsung.

“Kemudian diamkan selama 5-6 hari untuk proses fermentasi dan setelah 5-6 hari limbah kulit kopi yang telah terfermentasi dikeringkan kemudian giling sesuai kebutuhan dan limbah kulit kopi terfermentasi siap digunakan sebagai pakan ternak,” tambahnya.

Baca: Membuat Silase untuk Pakan Ternak

Menurut Guntoro et all (2003) pemberian kulit kopi 100-200 gram per ekor per hari pada kambing PE meningkatkan pertumbuhan rata-rata dari 68,15 gram (pakan tradisional) menjadi 99,25-100,10 gram per ekor per hari. Lalu pemberian kulit kopi terfermentasi sebanyak 11% dari total ransum ayam buras bali meningkatkan produksi telurnya dari 35-45% dari sebelumnya 25%.

“Dari data di atas dapat dilihat limbah kulit kopi mempunyai potensi yang cukup besar untuk menjadi alternatif pakan ternak yang bisa meningkatkan produktifitas ternak. Sehingga pemanfaatannya bisa dilakukan khususnya di perkebunan kopi rakyat yang biasanya memiliki hewan ternak di lingkungan kebun tersebut,” tutupnya.

Related News