Panen Raya Padi Program IP 400 untuk Mandiri Pangan
Jagadtani - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten mencanangkan panen raya padi program IP 400 di Desa Tlingsing, Kecamatan Cawas, Kamis (17/11/2022). Lewat IP 400, Pemkab Klaten menegaskan kembali program Klaten mandiri pangan.
Bupati Klaten, Sri Mulyani mengatakan panen padi di Desa Tlingsing merupakan bukti keberhasilan dalam pengembangan Optimalisasi Indeks Pertanaman (OPIP) atau IP 400 di Kabupaten Klaten. Hal ini terbukti pada capaian luas lahan panen raya padi musim ini, yakni mencapai 5.650 hektar.
“Kita mengalami surplus dari November sampai Januari sebesar 34.277 ton beras berkat para petani yang gigih terbukti dengan keberhasilan produksi beras di bulan November ini mencapai 22.068 ton, bulan Desember sebesar 15.873 ton dan bulan Januari 2023 sebanyak 16.183 ton,” paparnya saat meninjau panen raya.
Dalam kesempatan tersebut, turut diserahkan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) dalam anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang pertanian dengan total Rp. 5.365.805.580.
Bupati berharap, bantuan ini menjadi penyemangat petani untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Namun ia berpesan petani Klaten untuk dapat berdaya secara mandiri menentukan hasil panen.
“Pemerintah akan terus hadir ditengah kesulitan masyarakat, terutama bagi petani. Pesan saya apapun yang telah diberikan tolong dimanfaatkan dengan baik, rawat dengan baik, manfaatkan dengan yang sebaik-baiknya sehingga keberlanjutan dari alat-alat tersebut bisa berasaskan panjang waktunya agar meringankan para petani untuk bercocoktanam di wilayah Klaten,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, hadir secara langsung Kepala Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman (BBPPMBTPH) Kementerian Pertanian RI, Warjito.
Ia menyampaikan IP 400 merupakan program empat kali tanam dan empat kali panen untuk meningkatkan produksi khususnya padi dan mengganti alih fungsi lahan.
“Isu ketahanan pangan harus kita wujudkan karena menyangkut penyediaan pangan bagi seluruh masyarakat. Ini yang sama-sama kita jaga mulai dari ketersediaannya kemudian sub sistem, distribusinya harus harga yang menguntungkan petani, kemudian dari sub sistem konsumsinya harus mendapatkan pangan yang aman dalam arti harus terwujud kaitannya keamanan pangan,” paparnya.