13 Jam Geliat Ekonomi Pasar Teknik Umum
Jagadtani - Aktivitas bongkar muatan tak pernah sepi di Pasar Teknik Umum. Truk-truk pengangkut komoditas pangan silih berganti datang dan pergi di pasar yang berada di Jalan Sholeh Iskandar, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Tanahsareal, Kota Bogor, Jawa Barat itu.
Pasar Teknik Umum merupakan pasar induk yang menyediakan komoditas sayur mayur dan buah-buahan untuk pasar-pasar yang terdapat di Kota Hujan dan beberapa pasar di luar Kota Bogor.
Kepala Unit Pasar Teknik Umum Iwan Arief Budiman menjelaskan, informasi yang didapatnya, pasar ini mulai ramai semenjak adanya perpindahan sebagian besar pedagang eks Pasar Ramayana pada medio 2006-an.
"Saya ini kan baru di sini. Tapi menurut para pedagang, pasar ini mulai ramainya yang dari Pasar Ramayana datang ke sini. Dulu pasar ini sudah ada, tapi tidak semarai seperti ini," kata Arief kepada jagadtani, Kamis (15/12).
Pasar Teknik Umum atau Pasar Induk Kemang ini berdiri di atas lahan seluas 3,2 hektar dengan 1.000 lebih pedagang baik di kios maupun selasar. Mereka menjajakan pelbagai komoditas sayuran dan buah-buahan dalam jumlah besar.
"Yang paling terkenal dari pasari ini aneka cabai, bawang, semangka dan melon. Pasar Bogor, Pasar Merdeka, Pasar Warung Jambu, bahkan Depok, Citayam, Parung dari sini. Karena ini grosirnya," paparnya.
Ia menambahkan, komoditas yang terdapat di pasar ini mayoritas didatangkan dari luar Kota Bogor, di antaranya wilayah Klaten, Kediri, Lampung, Pengalengan, Majalengka dan juga Bandung.
Pasar ini, kata Arief, kian ramai pembeli hingga pukul 03.00 dari sejak 15.00 WIB. Sementara di pagi hingga siang hari, para pedagang melakukan rutinitas pengemasan barang dagangannya.
"Jadi ramainya itu dari jam 3 (sore) ke atas sampai malam jam 3 subuh. Setelah jam 3 itu sepi," kata mantan Humas Perumda Pasar Pakuan Jaya Kota Bogor itu.
Terpisah, salah satu pedagang, Rahmat mengatakan dirinya mulai berjualan di Pasar Teknik Umum tahun 2001. Ia menjual kebutuhan pangan mulai dari kentang, bawang putih dan kubis.
Komoditas-komoditas itu seperti kentang didatangkan dari wilayah Dieng, kubis dari Bandung, sedangkan bawang putih dari importir. Penjualan yang dilakukannya dalam jumlah partai.
"Saya jualnya partai. Biasanya yang ambil pasar-pasar di Kota Bogor, dari luar (Kota Bogor) juga ada. Saya ngecer juga, tapi minimal pembelian 10 kilogram," kata Rahmat.
Ia mengakui harga beberapa komoditas sekarang tengah merangkak naik menjelang Natal dan Tahun Baru 2023. Untuk kentang dan kubis kenaikan harga dikarenakan ketersediaan pasokan.
Disamping itu, lanjut Rahmat yang juga penasehat Forum Solidaritas Pasar Induk Kemang itu, komoditas yang berprotensi akan naik harganya adalah cabai.
"Tapi ini tergantung suplai yah. Jika suplai sedikit pasti meningkat. Kalau di cabai perkiraan hampir 50 persen lebih jika suplainya kurang. Seperti kentang sekarang lagi naik karena kekurangan suplai," tandasnya.