Bisnis Progresif Ikan Cichlid
“Walaupun sekarang sudah banyak yang usaha seperti ini, peluangnya masih panjang ke depannya.”
BOGOR - Cichlid, ikan hias air tawar yang habitatnya banyak ditemukan di benua Afrika dan Amerika ini masih menjadi buruan para penghobinya. Salah satunya Adi Setiadi yang terus mengembangkan usaha cichlid untuk memenuhi kebutuhan pasar. Adi memelihara ikan ini di dua lokasi, yakni di Kelurahan Harjasari, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor dan di Desa Cipayung, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Lelaki 45 tahun ini juga melakukan usaha pembesaran berbagai jenis cichlid di akuarium miliknya.
"Usaha ini berawal dari hobi memelihara berbagai jenis ikan hias dan aquascape. Tapi mulai membangun usaha cichlid akhir tahun 2017 lalu dan itupun ada dorongan juga dari teman-teman sesama penghobi. Iya, sambil hobi sambil menghasilkan," kata Adi ditemui JagadTani.id di kediamannya di Kelurahan Harjasari belum lama ini.
Alasan ia memilih cichlid, lantaran ikan hias ini terbilang masih jarang ditemui di pasar lokal seperti Bogor, keberadaannya juga hanya ada di kota-kota besar. Dari penampilannya, kata Adi, cichlid tidak membosankan dan enak dipandang, lantaran ikan ini banyak jenisnya, kaya warna, dan bentuk, jika ditempatkan di satu akuarium.
Selain itu, masih kata Adi, ikan yang makin banyak digandrungi di berbagai kalangan ini, juga tidak sukar dalam perawatannya, khususnya cichlid dari benua Afrika. Namun, ada beberapa jenis cichlid, seperti discus yang memang perlu perawatan ekstra.
Adi bercerita, sebelum dirinya melakukan pembesaran seperti saat ini, ia juga sempat mengembangbiakkan berbagai jenis cichlid selama setahun. Namun, keberhasilan itu tidak ia lanjutkan, dikarenakan keterbatasan waktu yang terbagi dengan mengajar di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
"Jadi sekarang fokus ke pembesaran saja. Yang ada saat ini cichlid lokal maupun impor, jenis aulonocara, peacok, frontoza dan mbuna sebagian serta lainnya. Ikan-ikan ini didatangkan ada yang yang dari Subang, Purwakarta, Bandung, Jakarta dan juga Tangerang," urainya.
Proses pembesaran sendiri membutuhkan waktu satu bulan, mulai dari ikan berukuran satu sampai dua inci, sebelum nantinya dipasarkan. Bagi Adi, untuk memasarkan ikan ini tidaklah sulit, lantaran sudah memiliki pelanggan dari komunitas-komunitas penghobi cichlid di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Iya, sebenarnya untuk sekarang ini harga ikan cichlid cukup terjangkau. Kalau dulu itu seperti jenis aulonocara harganya bisa di atas Rp50.000," kata Adi.
Di tengah kondisinya saat ini, Adi mengaku, selain menjaga kualitas, ia juga selalu berupaya untuk melengkapi jenis-jenis cichlid walaupun jumlahnya saat ini hanya 10-20 ekor untuk memenuhi kebutuhan pasar. Menurutnya, peluang bisnis cichlid akan terus progresif, lantaran ikan air tawar ini dikenal merupakan keluarga ikan terbesar dan sangat beragam mencapai ribuan jenis.
"Walaupun sekarang sudah banyak yang usaha seperti ini, peluangnya masih panjang ke depannya. Ibaratnya kalau penghobi itu sudah punya satu jenis ingin memiliki jenis lain yang belum dimilikinya. Apalagi cichlid ini ada ribuan jenis," tandasnya seraya menambahkan dari hasil usahanya, ia dapat mengantongi keuntungan saat ini Rp2 juta per bulan.